Hidayatullah.com—Pelajar-pelajar putri Tanzania yang didepak dari sekolah karena hamil akhirnya mendapatkan kelulusan berkat bantuan seorang pensiunan guru.
Kehamilan di kalangan remaja Tanzania menjadi topik perdebatan internasional setelah Presiden John Magufuli mengatakan pada tahun 2017 bahwa pelajar-pelajar putri yang hamil harus dikeluarkan dari sekolah.
Akan tetapi sekarang, seorang pensiunan guru berusia 72 tahun bernama Martina Simon Siara memberikan para pelajar putri itu kesempatan kedua melalui sekolah khusus para ibu di Arusha, bagian utara Tanzania.
Faraja Centre memberikan kursus seperti menjahit dan memasak, tetapi yang paling krusial adalah sekolah itu memiliki ruang penitipan anak sehingga para siswa dapat berkonsentrasi mengikuti kelasnya tanpa gangguan.
Salah satu siswa yang lulus adalah Debra Emmanuel, ibu muda berusia 23 tahun yang memiliki anak kembar, dulu diusir dari rumah keluarganya dan dikeluarkan dari sekolah karena hamil pada usia 17 tahun.
“Saya akan memulai usaha saya sendiri dan mendapatkan uang untuk anak-anak dan menyekolahkan mereka,” kata Debra kepada BBC di hari kelulusannya setelah dia selesai mengikuti kursus memasak.
Presiden Magufuli dihujani kecaman, setelah dalam suatu pertemuan massa di tahun 2017, memperingatkan para pelajar putri: “Jika kalian hamil, kalian tamat.”
Magufuli mengatakan bahwa dia hanya menunjukkan peraturan perundangan yang sudah ada dan berlaku di Tanzania, yang diloloskan pada tahun 2002, yang membolehkan sekolah memberhentikan pelajar putri yang hamil.*