Hidayatullah.com–Hari Senin, Iran menegaskan bahwa negaranya akan mempertahankan pasukan militernya di Suriah atas permintaan rezim Bashar al Assad.
“Jika Suriah menginginkan kami, kami akan terus berada di sana,” juru bicara Kementrian Luar Negeri Bahram Qasemi menyatakan pada konferensi pers di Teheran dikutip oleh kantor berita Iran, IRNA.
“Tidak ada yang bisa memaksa Iran melakukan apapun; Iran memiliki kebijakan independennya sendiri,” jubir wanita itu mengatakan, menanggapi laporan bahwa Rusia ingin Iran untuk menarik pasukannya dari Suriah.
Baca: Lebih 2000 Milisi Syiah Afghanistan yang Didukung Iran Tewas di Suriah
“Mereka yang memasuki Suriah tanpa izin pemerintah Suriah adalah yang harus meninggalkan negara itu,” tambahnya.
Iran merupakan pendukung setia rezim Bashar al-Assad dan telah mengirim pasukannya untuk bertempur di sisi pasukan rezim melawan kelompok oposisi dalam perang sipil ganas yang pecah pada 2011 ketika rezim Assad membubarkan demonstrasi pro-demokrasi dengan kejam.
Pada Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Assad di Kota Sochi Rusia, menyoroti pentingnya memfasilitasi “dimulainya kembali proses politik yang lengkap”.
Baca: Mengenal 15 Milisi Syiah Yang Dukung Bashar di Suriah [1]
Putin menegaskan bahwa pasukan asing harus meninggalkan negara itu untuk mensukseskan proses politik.
Turki, Rusia dan Iran telah mencapai kesepakatan untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi di terkait Suriah di Sochi pada Juli 2018.
Sejak konflik Suriah pecah, ratusan ribu rakyat yang ingin perobahan dilawan Bashar al Assad dengan bom bom dan senjata perang.*/Nashirul Haq AR