Hidayatullah.com-Otoritas Pakistan mengatakan pada Ahad bahwa serangan mortir yang ditembakkan oleh tentara India ke wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan telah membunuh tiga warga sipil dan merusak hampir lusinan rumah dalam beberapa hari terakhir lapor TRT World pada Ahad 22 Desember 2019.
Meskipun begitu, militer India menyalahkan pasukan Pakistan karena memulai tembakan itu, menyebutnya “pelanggaran genjatan senjata tanpa alasan.”
Meskipun Pakistan dan India seringkali bertukar tembakan di Kashmir, pertempuran telah meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Ketegangan di wilayah Kashmir – yang diterbagi antara Pakistan dan India tetapi diklaim penuh oleh keduanya – telah meningkat sejak Agustus. Ketika India mencabut status otonomi terbatas wilayah Kashmir yang dikelolanya, penghubung ke perjanjian aksesi New Delhi 1947 dengan Kashmir, dan memberlakukan jam malam serta pemadaman jaringan telepon dan internet.
Permainan menyalahkan
Otoritas pengelola bencana dan lembaga pemerintah lain di Kashmir yang dikelola Pakistan mengatakan beberapa orang juga terluka ketika India diduga menargetkan populasi sipil.
Militer Pakistan mengatakan membalas tembakan dalam 72 jam terakhir, menyebabkan kerusakan di pos-pos India.
Devender Anand, juru bicara Angkatan Darat India, mengatakan tentara Pakistan menembakan mortir dan artileri lain yang lebih kecil ke sekitar lusinan tempat dalam tiga hari terakhir. Dia menambahkan bahwa tentara India “membalas secara efektif.”
Pawai besar untuk Kashmir
Perkembangan terbaru itu terjadi ketika para pendukung dari partai relijius Pakistan, Jamaat-e-Islami, menyelenggarakan pawai besar di ibukota, Islamabad, untuk mengekspresiken solidaritas dengan orang-orang yang tinggal di Kashmir yang dikelola India.
Kerumunan yang mengibarkan bendera Pakistan, Kashmir dan partai, meneriakkan slogan-slogan yang mendukung Kashmir dan rakyatnya.
Siraj ul Haq, ketua partai Jamaat-e-Islami, adalah salah satu tokoh yang berbicara di depan kerumunan massa.
“Dewan Keamanan tidak melakukan apapun terhadap masalah Kashmir. Persatuan Bangsa-Bangsa tidak melakukan apapun, jadi Saya bertanya apa solusinya? Sekarang Saya bertanya kepada kalian, rakyat, apakah ada cara lain mengharapkan Jihad untuk kebebasan Kashmir?”
Pakistan dan India telah bertempur dalam tiga perang, dua diantaranya terkait Kashmir, setelah mendapatkan kemerdekaan dari Inggris Raya pada tahun 1947. Lebih dari lusinan kelompok pemberontak di Kashmir telah berperang secara asimetris melawan lebih dari 500.000 tentara India sejak 1989.
Sentimen anti-India mengakar dalam di populasi Kashmir yang mayoritas Muslim dan hampir seluruh penduduknya mendukung perjuangan pemberontak melawan pemerintah India.
Militer India telah dituduh menekan perlawanan rakyat Kashmir menggunakan taktik brutal, termasuk senjata yang telah melukai atau membuat buta banyak rakyat Kashmir.*