Hidayatullah.com—Partai Sosial Demokrat (SPD) Jerman mengusulkan agar diberikan uang kepada warga yang mengeluhkan perihal keberadaan pertanian angin di dekat rumah mereka.
“Bagi mereka yang menerima keberadaan kincir-kincir angin di lingkungan tempat tinggalnya sehingga memungkinkan ekspansi energi terbarukan, seharusnya diberi imbalan,” kata jubir bidang lingkungan hidup SPD Matthias Miersch kepada koran Neue Osnabrücker Zeitung seperti dilansir DW Jumat (3/1/2020).
Uang tunai itu dapat diserahkan kepada otoritas komunitas setempat, dengan catatan harus dipakai untuk kepentingan langsung warga di sekitar lokasi kincir angin, kata Miersch. Meskipun demikian dia juga tidak keberatan apabila insentif finansial diberikan langsung kepada masing-masing orang yang tinggal di daerah itu.
Pertanian angin sangat vital bagi rencana pengadaan energi terbarukan pemerintah Jerman, yang ingin mengurangi secara bertahap penggunaan batubara dan nuklir, guna mengatasi masalah perubahan iklim.
Program pengadaan pembangkit listrik tenaga angin ini terkendala sebab di lapangan tidak sedikit warga yang merasa terganggu dengan keberadaan fasilitas penangkap energi angin itu.
Warga mengeluhkan suara bising seperti baling-baling helikopter yang terus-menerus terdengar siang dan malam.
SPD, partai anggota koalisi pemerintahan Kanselir Angela Merkel, khawatir keberatan-keberatan warga itu akan menghambat pencapaian target pengadaan sumber listrik terbarukan yang sudah ditetapkan. Jerman ingin 65% sumber listriknya berasal energi terbarukan pada 2030.
Akan tetapi, pembangunan pertanian-pertanian angin melambat, dengan hanya 160 kincir angin baru sampai bulan November untuk tahun 2019. Angka itu terrendah selama 20 tahun.
Menanggapi usulan SPD itu, tidak serta merta pemerintah daerah senang. Uwe Brandl, ketua Asosiasi Kota dan Pemerintah Kota dan Kota Madya, menampik sama sekali usulan pembayaran uang tutup mulut tersebut dalam konferensi pers di Berlin hari Jumat (3/1/2020).
“Ap yang kami lihat sekarang adalah lebih ke arah membayar rakyat untuk tetap diam (tutup mulut),” kata Brandl. “Menurut saya itu bukan arah yang benar. Apabila kita mulai membayar rakyat untuk diam, maka dari yang awalnya kincir angin kemudian akan merambat ke jalan dan kebijakan-kebijakan infrastruktur lainnya.”
“Menurut saya pemerintah akan lebih baik apabila disarankan untuk menerima fakta bahwa rakyat dalam hal ini bagian dari permainan, bagian dari masyarakat, dan perubahan hanya akan mungkin jika semua orang siap berpartisipasi di dalamnya,” imbuh Brandl.
Ide membayar warga yang bersedia tinggal di dekat pertanian angin sudah diterapkan di tempat lain, Koran Taz melaporkan ada dua negara bagian di Jerman yang menawarkan kompensasi kepada masyarakat penduduk sekitar kincir angin, baik dalam bentuk saham di perusahaan listrik yang mengelola kincir tersebut, atau dalam kasus di Brandenburg, diberikan €10.000 per satu kincir untuk komunitas yang tinggal dalam radius 3 kilometer.
Guna mengatasi hambatan pembangunan lebih banyak kincir angin dan menanggulangi keluhan masyarakat, sejumlah usulan lain telah diajukan, misalnya pembangunan pertanian angin harus di lokasi sedikitnya berjarak 1.000 meter dari pemukiman warga yang terdiri dari lima atau lebih rumah.*