Hidayatullah.com—Dalam peringatan 12 tahun kedatangan tahanan pertama di penjara milik Amerika Serikat di Guantanamo, jenderal pertama yang mengepalainya mengatakan penjara itu harus ditutup, lansir The Guardian (11/1/2014).
Dalam pernyataan yang dirilis Human Rights First, Mayjen Michael Lehnert mengatakan, “Sementera ada alasan-alasan operasional yang menarik untuk mendirikan penjara Guantanamo di awal-awal perang [Iraq dan Afghanistan], kita menyia-nyiakan niat baik internasional dan menghilangkan kesempatan dengan tidak mengikuti Konvensi Jenewa dan aturan hukum kita sendiri. Keputusan-keputusan itu yang menyebabkan Guantanamo menjadi beban.”
Bulan Mei tahun lalu, dalam pidato besarnya di National Defense University Presiden Barack Obama berjanji akan menutup penjara itu.Tetapi kenyataannya, sampai sekarang penjara itu masih eksis bahkan masih mengurung 155 orang yang mana 76 orang di antaranya sebenarnya sudah dinyatakan bebas dari dakwaan terorisme.
“Konstitusi tidak sebatas permukaan air,” kata Lehnert. “Kita dapat mengalahkan terorisme hanya jika kita melakukannya dengan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai Amerika. Guantanamo tidak melayani kepentingan Amerika. Sepanjang penjara itu masih dibuka, maka itu akan merendahkan keamanan dan status Amerika sebagai sebuah negeri di mana HAM dan hukum dijunjung tinggi.”
Menambahkan pernyataan Lehnert, Dixon Osburn dari Human Rights First mengatakan, “Amerika Serikat memiliki kewajiban hukum menemukan cara yang benar menurut hukum untuk membebaskan seluruh tahanan perang, ketika perang di Afghanistan berakhir tahun ini.”
Osburn menambahkan, pemerintah Amerika harus mempercepat proses administrasi pembebasan tahanan dan memastikan jaminan keamanan dari negara-negara yang akan menampung para tahanan itu setelah dibebaskan.*