Hidayatullah.com—Yang di-Pertuan Agong sudah menerima dan mengabulkan permohonan Mahathir Mohamad mundur dari jabatan perdana menteri Malaysia. Meskipun demikian, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah memintanya agar tetap menduduki kursinya sampai PM yang baru ditunjuk, lapor The Star.
Mahathir melakukan pertemuan dengan Yang di-Pertuan Agong di Istana Negara pada sore hari Senin (24/2/2020), setelah sebelumnya pada siang hari dia mengumumkan mundur dari jabatan perdana menteri.
Mahathir mengambil langkah mundur setelah dituding mengingkari janji untuk menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Anwar Ibrahim seperti yang dijanjikan dua tahun silam, ketika membentuk koalisi Pakatan Harapan (PH) untuk menggusur pemerintahan Najib Razak lewat pemilihan umum Mei 2018.
Senin siang partainya Mahathir, Partai Pribumi Bersatu mengumumkan bahwa mereka keluar dari Pakatan Harapan.
Tak lama setelah itu, pubik dikejutkan dengan pengumuman dari Partai Bersatu bahwa Mahathir juga berhenti dari jabatan ketua partai.
Sebelum Mahathir memutuskan mundur, merebak kabar yang menyebutkan bahwa politisi-politisi dari Pakatan Harapan hari Ahad (23/2/2020) menggelar pertemuan di sebuah hotel di dekat Kuala Lumpur guna membahas kemungkinan aliansi baru dengan poitisi-politisi UMNO.
Anwar menuding partainya Mahathir sebagai “pengkhianat” yang berupaya mencegah dirinya naik ke kursi perdana menteri.
“Kami mengetahui ada upaya-upaya untuk merobohkan PH dan membentuk pemerintahan baru,” kata Anwar, yang menyebut orang-orang yang berkhianat itu adalah poitisi-politisi dari Partai Pribumi Bersartu serta beberapa gelintir orang dari partainya sendiri, Partai Keadilan Rakyat.*