Hidayatullah.com–Jumlah kematian akibat coronavirus di Italia melonjak menjadi 197, setelah terjadi kenaikan angka kematian harian sejak wabah merebak.
Aparat terkait mengatakan 49 orang meninggal dunia dalam kurun 24 jam, sementara lebih dari 4.600 kasus infeksi coronavirus sudah dilaporkan, lansir BBC Jumat (6/3/2020).
World Health Organization (WHO) mengatakan hampir 100.000 orang di seluruh dunia telah terinfeksi coronavirus. Lebih dari 3.000 orang meninggal dunia, kebanyakan di China.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut penyebaran coronavirus “sangat mengkhawatirkan” dan mendesak semua negara membuat komitmen menjadikan pemberantasan penyakit terevut sebagai “prioritas tertinggi mereka.
Hari Jumat aparat Italia dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa hari itu mencatat rekor kematian terbanyak, seraya angkanya belum dapat dikonfirmasi resmi sampai penyebab pasti kematian mereka diketahui.
Institut kesehatan nasional mengatakan rata-rata usia pasien meninggal dunia 81 tahun dan mayoritas sebelumnya sudah memiliki masalah kesehatan. Diperkirakan 72% mereka yang wafat adalah kaum pria.
Menurut data pemerintah Italia, sebanyak 4,25% kasus coronavirus terkonfirmasi meninggal dunia, ini merupakan rata-rata tertinggi di dunia.
Italia merupakan salah satu negara dengan populasi tertua di dunia, artinya komposisi penduduknya kebanyakan berusia dewasa atau manula.
Pemerintah pekan ini sudah memerintahkan penutupan seluruh sekolah selama 1 hari guna meredam penyebaran coronavirus.
Semua pertandingan olahraga profesional, termasuk liga sepakbola Serie A, juga diminta digelar di ruangan tertutup atau tanpa penonton selama sebulan.
Koresponden BBC di Roma, Mark Lowen, mengabarkan lewat Twitter bahwa seorang warga di kota Codogno yang dikarantina mengatakan hal yang paling menyebalkan bagiwarga adalah larangan menyelenggarakan prosesi pemakaman korban coronavirus, sebab ada pembatasan kerumunan orang.
“Para pendeta hanya mengucapkan beberapa baris doa, sudah itu saja,” tulis Lowen.
Hanya China, Korea Selatan dan Iran yang memiliki kasus infeksi lebih banyak dibanding Italia.*