Hidayatullah.com-Perdana Menteri yang baru terpilih Iraq Mustafa al-Kadhimi mengatakan pada hari Sabtu (9/4/2020) bahwa akan meninjau kesepakatan strategis dengan Amerika Serikat (AS). Tinjauan ini didasarkan perlindungan dan kedaulatan Iraq, kutip Anadolu Agency melaporkan.
Menyusul pertemuan Kabinet pertamanya, al-Kadhimi memberitahukan pada wartawan bahwa kelompok itu telah membentuk lembaga krisis yang terdiri dari para pakar hubungan luar negeri. Iraq dan AS menanda tangani Strategic Framework Agreement pada tahun 2008 berdasarkan hubungan persahabatan dan kerja sama antara kedua negara.
Parlemen memutuskan al-Kadhimi dan kabinet parsialnya untuk menggantikan pemerintahan Adel Abdul-Mahdi yang mengundurkan diri. Al-Kadhimi berhasil membentuk pemerintahan baru setelah dua mantan perdana menteri yang ditunjuk, Mohammad Allawi dan Adnan Al-Zurfi, gagal mendapatkan dukungan.
Irak telah diguncang oleh protes massa sejak awal Oktober karena kondisi hidup yang buruk dan korupsi, memaksa Perdana Menteri Adil Abdul-Mahdi untuk mengundurkan diri. Setidaknya 496 warga Irak telah tewas dan 17.000 lainnya terluka sejak demonstrasi dimulai 1 Oktober, menurut Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak.*