Hidayatullah.com—Thomas Thabane mengumumkan akan mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri Lesotho menyusul tekanan berbulan-bulan setelah dia disebut sebagai tersangka pembunuhan mantan istrinya.
Dilansir BBC Selasa (19/5/2020), Thabane tidak mengatakan kapan dia akan meninggalkan kursinya tetapi partainya mengatakan perdana menteri yang baru akan diambil sumpahnya pada hari Rabu.
Pada bulan Februari, istri Thabane saat ini –yang dengannya dia tinggal seatap ketika pembunuhan terjadi— ditetapkan pula sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan itu.
“Saya memutuskan untuk memberitahu secara langsung bahwa saya akan mengundurkan diri sebagai perdana menteri Lesotho,” lansir AFP. Hal itu dikatakan Thabane kepada konstituennya di Abia, kampung halamannya yang terletak di pinggiran ibu kota Maseru.
Sejumlah pria tidak dikenal menembak mati Lipolelo Thabane pada 14 Juni 2017, dua hari sebelum Thabane dilantik sebagai perdana menteri. Dia disergap dalam perjalanan pulang ke rumahnya, ditembak beberapa kali dari jarak dekat dan terkapar di pinggiran jalan tanah. Wanita itu berusia 58 tahun.
Pada waktu itu, Lipolelo sedang melalui proses perceraian yang rumit dengan Thabane dan sudah pisah rumah sejak 2012.
Sejak pisah rumah Thabane tinggal seatap dengan seorang wanita lain, Maesaiah, antara tahun 2012 dan 2017. Wanita itulah yang kemudian menjadi istri Thabane saat ini.
Thabane maupun istrinya yang sekarang membantah terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Di pengadilan bulan Februari, pengacaranya berargumen bahwa jabatan perdana menteri memberikan kekebalan hukum bagi Thabene. Kasusnya ini lantas dibawa ke Pengadilan Tinggi, yang sampai saat ini belum memprosesnya.
Thabane bersikukuh bahwa kasusnya itu bermotif politik.
Pada bulan April, mediator dari Afrika Selatan menegosiasikan jalan mundur secara terhormat bagi Thabane. Namun, beberapa hari kemudian dia dikabarkan menolak dipaksa mundur sampai dia sendiri siap untuk meninggalkan jabatannya dan tidak ada seorang pun yang berhak menentukan kapan waktu pengunduran dirinya.
Seorang jubir dari partainya Thabane, All Besotho Convention (ABC), mengatakan kepada BBC bahwa parpolnya tidak akan mengupayakan kekebalan hukum politisi berusia 80 tahun itu.
Dalam pernyataan pengunduran dirinya itu Thabane beralasan mundur karena faktor usia, tanpa menyinggung soal kasus pembunuhan tersebut.
Menteri Keuangan Moeketsi Majoro diperkirakan akan menggantikannya sebagai perdana menteri. Dia sudah ditunjuk sebagai calon pemimpin baru koalisi baik oleh ABC maupun partai sekutunya, Democratic Congress (DC).*