Hidayatullah.com—Amnesty International hari Jumat memperingatkan tentang nasib enam warga Iran keturunan Arab Ahwazi yang akan diadili hari Ahad (20/05/2012), di mana mereka kemungkinan tidak akan mendapatkan peradilan yang adil dan mendapatkan penyiksaan atau dijatuhi hukuman mati, lansir Al Arabiya.
Dalam laporannya, Amnesty International mengatakan bahwa enam pria tersebut ditahan tanpa ada tuduhan selama hampir satu tahun. Semuanya ditangkap terkait dengan aktivitas mereka yang membela kepentingan minoritas Arab Ahwazi di Iran.
Berbeda dengan warga mayoritas orang Persia di Iran yang beragama Syiah, kelompok minoritas Arab Ahwazi di Iran kebanyakan adalah Muslim.
Enam pria asal Khalafabad, Provinsi Khuzestan, sebelah baratdaya Iran itu ditangkap di rumah mereka pada bulan Februari dan Maret 2011, sebelum peringatan unjuk rasa Ahwazi Arab April 2005.
Menurut Amnesty, mereka sekarang dikurung dalam penjara Karoun di kota Ahwaz, Provinsi Khuzestan. Sedikitnya empat di antara mereka tidak boleh didampingi pengacara selama delapan bulan setelah penangkapan.
Awal tahun ini, keenam orang itu dituntut secara terpisah, dengan dakwaan antara lain melakukan tindakan melawan Tuhan dan korupsi di dunia, berserikat dan berkumpul untuk mengganggu keamanan negara dan menyebarkan propaganda untuk menentang sistem.
Untuk dakwaan pertama, menentang Tuhan dan melakukan korupsi di dunia, dapat dikenai hukuman mati. Mereka akan diadili tanggal 20 Mei ini.
Menurut laporan Amnesty, keenam orang tersebut adalah Muhammad Ali Amuri, seorang blogger; Rahman Asakereh, guru; Hashem Sha’bani Amuri, guru; Hadi Rashidi, guru; Sayed Jaber Alboshoka dan adik laki-lakinya Sayed Mukhtar Alboshoka.*