Hidayatullah.com-Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meminta pembantunya untuk melakukan studi komprehensif tentang bagaimana mengubah landmark Hagia Sophia yang terkenal di Istanbul, dari museum menjadi masjid, seperti dikutip dari Middle East Eye, Jum’at (6/6/2020).
Selama pertemuan partai puncak awal pekan ini, Erdogan mencatat bahwa Hagia Sophia dibuka kembali sebagai museum pada tahun 1935 setelah keputusan kabinet, dan mengatakan bahwa itu harus diserahkan kepada bangsa itu sendiri untuk membalikkan keputusan itu. Laporan yang diterbitkan oleh harian Hurriyet mengatakan bahwa Erdogan ingin mempertahankan Hagia Sophia sebagai objek wisata seperti Masjid Biru yang berdekatan, tetapi membukanya untuk sholat.
Seorang pejabat senior Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) membantah laporan itu dan mengatakan bahwa Erdogan belum memerintahkan penelitian tersebut.
“Kami sedang membahas kasus pengadilan serupa di hadapan Dewan Negara yang telah membuka jalan bagi doa-doa Islam di Gereja Chora,” kata pejabat itu. “Hanya ada ekspresi keinginan.”
Tahun lalu, Dewan Negara memutuskan bahwa bangunan Gereja Chora di Istanbul diberkahi sebagai masjid dalam keadaan hukum khusus selama Kekaisaran Ottoman dan bahwa itu adalah tanggung jawab negara untuk mempertahankan bentuk yang dimaksudkan sebagai masjid.
Erdogan telah menyampaikan keinginannya untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sejak tahun lalu, ketika ia menyatakan niatnya untuk mengubah bentuknya saat ini dalam rapat umum pemilihan.
Pekan lalu, pemerintah Turki merayakan peringatan 567 penaklukan Ottoman di Istanbul dengan doa Islam di bekas masjid.
“Pembacaan surah Al Fath Al-Quran di Hagia Sophia telah sangat populer di kalangan pemilih di partai-partai politik,” kata Abdulkadir Selvi, seorang kolumnis yang mendapatkan informasi dari sumber dalam pemerintahan.
Hagia Sophia, situs warisan dunia UNESCO, awalnya dibangun sebagai gereja Ortodoks Yunani. Itu dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Istanbul oleh Muhammad Al-Fatih pada tahun 1453, dirayakan pada tanggal 29 Mei setiap tahun.
Pada tahun 1935, Hagia diubah menjadi museum oleh pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk, sebagai bagian dari reformasi sekulernya.
Kaum konservatif religius telah lama menyerukan konversi bangunan kembali menjadi masjid, sebuah langkah yang semakin disiratkan Erdogan dalam beberapa tahun terakhir.
Para pejabat Yunani di masa lalu menuduh presiden Turki menggunakan Hagia Sophia sebagai taktik pemilihan untuk memikat pemilih ke partainya.
Gereja Ortodoks Yunani menelusuri sejarahnya hingga ke kekaisaran Bizantium dan Patriarknya masih berbasis di Istanbul, yang sebelumnya dikenal sebagai Konstantinopel.*