Hidayatullah.com—Enam kota di Asia termasuk dalam 10 peringkat kota berbiaya hidup paling mahal di dunia untuk ekspatriat dalam survei tahunan ke-26 Mercer.
Hong Kong disebut sebagai kota paling mahal untuk kedua kalinya berturut-turut, utamanya disebabkan oleh biaya sewa atau harga rumah yang sangat tinggi.
Survei itu mengukur harga 200 item di 209 kota di dunia, seperti biaya perumahan atau tempat tinggal, transportasi, makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah tangga, dan hiburan.
Percaya tidak percaya, kota termahal kedua adalah Ashgabat ibu kota dari Turkmenistan, yang mengalami hiperinflasi dan tingginya harga barang dan bahan mentah impor.
Kota ketiga termahal adalah Tokyo, ibu kota Jepang.
Singapura dan New York City berturut menempati peringkat lima dan enam dalam daftar survei itu. Tiga kota di negara Swiss, yaitu Zurich, Bern dan Jenewa berada di posisi keempat, kedelapan dan kesembilan. Kota Shanghai di China menempati posisi ketujuh dan Beijing di peringkat sepuluh, lansir DW Selasa (9/6/2020).
Survei mendapati kota termahal di Afrika adalah Ndjamena (15) di Chad, yang berada satu peringkat di atas kota San Francisco di Amerika Serikat. Kota pusat bisnis Nigeria, Lagos, berada di posisi ke-17 atau satu peringkat di atas London ibu kota Inggris.
Tel Aviv (12) merupakan kota termahal di Timur Tengah, yang diikuti oleh Dubai (23).
Menurut survei itu kota paling murah di dunia adalah Tunis dan Windhoek.
Daftar yang disusun Mercer itu dirancang untuk membantu perusahaan dalam memperkirakan berapa gaji yang layak diberikan kepada pekerjanya di luar negeri.
Survei tahun ini mengikuti tren yang dirasakan para ekspatriat yang mana kota-kota di Asia dan Afrika dinilai semakin mahal biaya hidupnya.*