Hidayatullah.com—Mesir memanggil charge d’affaires Qatar di Kairo hari Selasa (4/2/2014) guna menuntut diserahkannya para pelarian Al-Ikhwan dan aktivis Islam lainnya di Doha, lansir Al-Arabiya.
Ini kedua kalinya di tahun 2014 pemerintah sementara Mesir memanggil diplomat Qatar. Sebelumnya pada Januari lalu Mesir memanggil dubes Qatar untuk menyampaikan nota protes, sebab pemerintah Doha mengkritik tindakan Mesir terhadap Al-Ikhwan.
Pada hari Selasa ini duta besar Qatar sedang tidak ada di Mesir.
Hubungan Kairo-Doha memburuk sejak pemerintahan Muhammad Mursy –politisi dari Al-Ikhwan Al-Muslimun, organisasi yang didukung Qatar– digulingkan menyusul unjuk rasa besar rakyat pada 3 Juli 2013.
Setelah Mursy dilengserkan, para tokoh Al-Ikhwan dan aktivis Muslim yang mendukungnya ditangkap aparat pemerintah. Sebagian dari mereka yang dikejar aparat melarikan diri ke Doha.
Dalam konferensi pers, jurubicara kementerian luar negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan bahwa diplomat Qatar itu diberitahu tentang perlunya menyerahkan orang-orang yang dicari oleh Mesir untuk diadili itu.
Bulan Desember lalu kabinet Mesir menetapkan Al-Ikhwan sebagai organisasi teroris. Kairo menyeru kepada negara-negara yang menandatangani perjanjian anti-terorisme tahun 1998 untuk menyerahkan orang-orang yang masuk dalam daftar pencarian (DPO) itu.
Qatar merupakan negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang dikenal banyak menampung pelarian Al-Ikhwan.*