Hidayatullah.com—Sedikitnya 100 orang telah kehilangan nyawa dalam bencana banjir yang melanda Provinsi Parwan di bagian utara Afghanistan, kata para pejabat.
Banjir tersebut, yang disebabkan hujan sangat lebat, merendam kota Charikar Rabu dini hari (26/8/2020) sementara orang-orang masih terlelap tidur.
Selain seratus orang yang tewas tersebut, Kementerian Manajemen Bencana mengatakan puluhan orang telukan dan hampir 500 rumah rusak.
Laporan jumlah korban terus diperbarui seiring dengan tim penyelamat yang bekerja mencari orang-orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan yang rusak.
Aparat mengatakan kemungkinan jumlah korban tewas masih akan terus bertambah.
Gubernur Parawan Fazludin Ayar mengatakan kepada para reporter media lokal bahwa kemungkinan ratusan orang tewas, lansir BBC.
Jubir pemerintah provinsi Waheeda Shakar mengatakan anak-anak termasuk yang menjadi korban.
Para reporter mengatakan banyak orang yang mengadu bahwa mereka kehilangan anggota keluarganya, dan di banyak tempat penduduk yang selamat sibuk mengeluarkan mayat dari reruntuhan rumah.
Seorang petani bernama Mohamed Qasim mengatakan kepada AFP bahwa 11 anggota keluarganya tewas dalam banjir bandang tersebut.
“Saya berpegangan pada jendela dan terus merangkulnya selama dua jam sampai para tetangga datang menyelamatkan saya,” kata wanita berusia 70 tahun bernama Hamida kepada AFP, seraya menambahkan bahwa dia kehilangan semuanya miliknya.
Foto-foto yang diambil dari Charikar hari Rabu menunjukkan para petugas penyelamat sedang bekerja di lokasi bencana, menggali reruntuhan dan jalan-jalan yang tertutup lumpur tebal.
Orang-orang tampak mengais reruntuhan mencari barang miliknya yang masih dapat diselamatkan.
“Ada dua keluarga tetangga kami yang masih berada di bawah reruntuhan,” kata AbdulMajid, seorang Charikar, kepada jaringan kanal televisi lokal Tolo.
Dalam sebuah pernyataan istana kepresidenan mengatakan bahwa Presiden Ashraf Ghani memerintahkan bantuan kedaruratan agar segera diberikan kepada korban bencana.
Banyak korban selamat yang sangat membutuhkan makanan serta tempat bernaung.
Kementerian Manajemen Bencana mengatakan banjir bandang juga dilaporkan terjadi di sejumlah provinsi lain.
Afghanistan bagian utara dan timur merupakan daerah yang sering mendapatkan curhan hujan sangat lebar di bulan-bulan musim panas yang kerap mengakibatkan banjir.
Awal bulan ini, 16 orang yang kebanyakan anak-anak meninggal dunia ketika banjir bandang menghampiri sebuah desa di Provinsi Nangarhar di bagian timur Afghanistan.*