Hidayatullah.com—Lamine Diack, mantan kepala International Association of Athletics Federations (IAAF), hari Rabu (16/9/2020) dihukum penjara 4 tahun setelah dinyatakan bersalah menutupi kasus doping atlet Rusia.
Pengadilan di Prancis menetapkan hukuman itu dengan percobaan dua tahun dan denda 500.000 euro.
Pria Senegal berusia 87 tahun itu mengatakan akan mengajukan banding atas keputusan tersebut, lansir RFI.
Antara tahun 1999 dan 2005 Diack merupakan orang kuat di organisasi atletik dunia tersebut. Dia mendapatkan jabatan bergengsi sebagai bos IAAF setelah berkarir di bidang olahraga dan politik.
Namun, begitu dia tidak lagi menjadi ketua IAAF bermunculanlah tuduhan-tuduhan korupsi yang terjadi selama dirinya menjabat.
Pada Januari 2016 World Anti-Doping Agency mendapati Diack terlibat dalam skandal doping atlet Rusia.
Penggantinya, Sebastian Coe, melakukan perubahan struktural dalam IAAF, termasuk mengganti namanya menjadi World Athletics. Coe juga mengupayakan pembatasan masa bakti seorang presiden organisasi itu tidak lebih dari 8 tahun.
Dalam persidangan yang berlangsung selama 3 bulan di Paris, pihak jaksa penuntut mengatakan Diack memperoleh 1,5 juta euro dari sumber-sumber Rusia sehingga divisi antidoping IAAF menutupi atau menunda proses kasus 23 atlet Rusia yang ingin bertanding di Olimpiade London 2012 dan World Athletics Championships di Moskow tahun 2013.
Hakim Rose-Marie Hunault memerintahkan Diack dan putranya, Papa Massata Diack, membayar 5 juta euro kepada World Athletics sebagai ganti rugi amanat yang dilanggarnya.
Hunault mengatakan dikarenakan usia Lamine Diack maka dia sepertinya tidak mungkin dimasukkan dalam penjara dan bisa mendapatkan pembebasan bersyarat dari kurungan.
Papa Massata Diack, mantan konsultan pemasaran IAAF, yang diadili secara in absentia karena Senegal menolak untuk mengekstradisinya, diganjar hukuman penjara lima tahun dan denda 1 juta euro.*