Hidayatullah.com–Otoritas kesehatan masyarakat Amerika Serikat Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Hari Senin (5/10/2020) mengatakan bahwa Covid-19 dapat menular secara airborne atau lewat udara, terutama di ruangan yang ventilasinya tidak baik. Namun, CDC pada saat yang sama juga menekankan bahwa cara penularan itu tidak umum dan jaga jarak masih dianggap dapat membantu mencegah perpindahan virus dari satu orang ke orang lain.
Selama berbulan-bulan, CDC mengatakan bahwa virus SARS-CoV-2 menular utamanya lewat percikan ketika seseorang batuk atau bersin. Sebagian besar panduan CDC tentang jarak sosial dibangun berdasarkan ide tersebut, mengatakan bahwa jarak 6 kaki cukup menjadi pencegah penularan di antara orang yang tidak mengenakan masker.
Dalam berbagai wawancara para pejabat CDC juga mengakui semakin banyak bukti yang menunjukkan virus ini terkadang bisa menular melalui aerosol –partikel lebih kecil dibanding percikan (droplet)– yang dapat menyebar ke area yang lebih luas.
Dilansir Associated Press, dalam panduannya yang dimuat di website, lembaga kesehatan publik Amerika Serikat itu sekali lagi mengakui bahwa hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan orang berpenyakit Covid-19 dapat menularkannya ke orang lain yang berjarak lebih dari 6 kaki atau tidak lama setelah orang positif itu meninggalkan area. Para pejabat CDC menyebut penularan seperti itu sebagai kasus “terbatas, dalam situasi dan kondisi tidak biasa.”
Dalam kasus-kasus tidak biasa itu, coronavirus menyebar di ruangan yang sistem sirkulasi udaranya buruk, di tempat tertutup, di mana orang melakukan aktivitas yang menyebabkan harus bernapas kuat-kuat seperti bernyanyi atau berolahraga, kata CDC.
Orang dapat melindungi diri sendiri dengan menjaga jarak minimal 6kaki, mengenakan masker, mencuci tangan, membersihkan permukaan barang yang kotor atau potensial tertempel virus dan tetap tinggal di rumah.*