Hidayatullah.com–Seorang ayah di Sudan Selatan berjalan menerjang air banjir setinggi dada selama 2 jam guna membawa putranya yang sedang sakit ke sebuah klinik.
Ketika Yoel yang berusia 13 tahun jatuh sakit, ayahnya Stephen Manyang Chan, seorang duda lima anak, membawanya ke sebuah klinik yang dikelola Médecins Sans Frontières (MSF) — yang juga dikenal dengan nama Doctors without Borders– di Leer die Negara bagian Unity. Dia berjalan kaki menerjang air bah setinggi dada selama 2 jam.
“Tidak ada jalanan menuju rumah sakit, hanya air,” kata MSF menirukan perkataan ayah si bocah.
Banjir parah yang terjadi belakangan ini berdampak pada sekitar 800.000 orang di Sudan Selatan, dan orang-orang kesulitan untuk menjangkau pusat perawatan medis, imbuh MSF, seperti dilansir BBC Selasa (27/10/2020).
“Di daerah-daerah di mana air banjir terlalu tinggi untuk dilewati, orang menggunakan rakit yang dibuat dari botol-botol plastik besar atau drum air yang dibentuk seperti kano (perahu kecil) dengan sekop sebagai alat dayungnya.”
“Mereka yang bertahan demi menjaga rumah mereka menggunakan karung-karung pasir/tanah atau membangun dinding lempung untuk menangkal air,” kata MSF.
Tidak jarang pasien yang berhasil mencapai klinik MSF menceritakan “kisah menegangkan” perjalanan mereka menuju ke tempat berobat.*