Hidayatullah.com—Presiden UMNO, Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi mendesak Kementerian Luar Negeri Malaysia menyampaikan nota protes ke rezim ‘Israel’ menyusul adanya laporan keterlibatan agen intelijen Mossad di negararanya.
Ahmad Zahid juga meminta kementerian untuk membawa masalah ini ke forum internasional dan mengutuk keras keterlibatan zonis dalam aksi ‘terorisme’ di Malaysia. “Keterlibatan agen intelijen ‘Israel’ dalam penculikan warga Palestina di Malaysia sangat serius.
“Semua orang tahu bahwa kami tidak memiliki hubungan diplomatik dengan rezim Zionis, yang dikenal dengan kebijakan brutal dan masalah hak asasi manusia,” katanya dalam sebuah pernyataan hari ini dikutip .
Menurut Ahmad Zahid, keterlibatan ‘Israel’ dalam kasus penculikan tersebut tidak hanya melecehkan kedaulatan Malaysia, tetapi juga seolah menantang kedaulatan negara.
Dia menambahkan bahwa warga sipil yang tidak bersalah dapat terluka atau terbunuh oleh operasi ilegal mereka di negara kita. “Ini juga berarti bahwa ‘Israel’ memiliki aset intelijen di negara ini dan harus segera diberantas.
“Kementerian Dalam Negeri perlu membuat pernyataan yang lebih komprehensif dan tidak hanya pada penelitian tingkat baru karena mereka memiliki mekanisme yang efisien dalam sistem keamanan nasional,” katanya.
Ahmad Zahid mengatakan, tentunya 32 juta warga Malaysia menunggu langkah pemerintah menghadapi situasi ini agar tidak terulang lagi di kemudian hari dan pihak-pihak yang terlibat dengan intelijen asing jahat ditindak tegas tanpa kompromi.
“Bagus untuk polisi yang berhasil mengalahkan tersangka dalam kasus ini,” katanya.
Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan, keamanan negara masih dalam kondisi baik dan masyarakat tidak perlu khawatir, menyusul tuduhan bahwa agen intelijen Israel, Mossad, beroperasi di negara itu. Ismail Sabri mengatakan dia akan mendapatkan laporan terperinci dari Inspektur Jenderal Polisi, Tan Sri Acryl Sani Abdullah Sani dan Direktur Jenderal Dewan Keamanan Nasional (MKN), Datuk Rodzi Md Saad mengenai tuduhan tersebut.
“Saya belum menerima laporan rinci dari MKN dan polisi. Saya kira Irjen sudah membuat pernyataan,” ujarnya dikutip Astroawani.“Kita tunggu setelah saya bertemu Kapolri, Dirjen MKN dan semua instansi terkait. Saya akan dapat laporan.”
“Tingkat keamanan nasional yang dijamin masih baik, jadi jangan khawatir,” katanya.
Operasi yang gagal
Sebelumnya telah diberitakan The New Straits Times, Mossad telah menyewa agen berupa sekelompok orang Malaysia yang ditugaskan untuk menculik seorang programmer komputer Palestina yang diyakini zionis telah bekerja untuk Hamas.
Belakangan ternyata mereka mungkin telah menculik orang yang salah, hanya salah satu dari beberapa kesalahan ceroboh yang dilakukan oleh sang operator bayaran. “Para operator yang melakukan penculikan mungkin memiliki miskomunikasi dengan penghubung ‘Israel’ mereka dan beberapa orang Malaysia lainnya yang menunggu di chalet karena mereka ceroboh dan membiarkan orang Palestina lainnya pergi … penangkapan yang berharga,” harian itu mengutip sumber yang mengetahui insiden tersebut.
Polisi menggerebek ruangan di tengah interogasi dan menangkap sekitar lusinan pria Malaysia yang diyakini telah disewa oleh Mossad (Sinar Harian)
Laporan itu mengatakan para pelaku mencegat dua pria Palestina di dekat sebuah mal di Jalan Yap Kwan Seng. Mereka kemudian menyerang salah satu dari mereka, Omar ZM Albelbaisy Raeda, 31 tahun. Para penculik bayaran kemudian membawa Omar pergi, memperingatkan temannya untuk tidak ikut campur.
Identitas teman Omar belum diketahui. Namun, dia segera melapor ke polisi dengan rincian kendaraan para penculik.
Polisi lalu melacak mobil penculik ke sebuah rumah di Kuala Langat, Selangor, di mana para pelaku sedang melakukan penyiksaan dan interogasi sambil menerima instruksi dari bos ‘Israel’ mereka melalui panggilan video, menurut harian itu.
Polisi menggerebek ruangan di tengah interogasi dan menangkap sekitar lusinan pria Malaysia yang diyakini telah disewa oleh Mossad. Pekan lalu, 11 orang didakwa menculik Omar, semuanya menghadapi hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Mereka adalah Edy Ko’im Said, Mohamad Norakmal Hassan, Dody Junaidi, Tengku Arif Bongsu Tengku Hamid, Mohamad Naziree Mustapha, Faizull Hardey Mohd Isa, Muhammad Iqmal Abdul Rahis, Mohamad Sufian Saly, Muhammad Al Hatim Mohd Fauzi, Raibafie Amdan dan Nidarah Zainal.
Insiden terbaru ini mengingatkan pada serangan 2018 terhadap seorang aktivis Palestina terkemuka, Fadi al-Batsh, yang ditembak mati di Kuala Lumpur oleh dua penyerang yang diyakini sebagai agen Mossad. ‘Israel’ seringkali melakukan operasi militer rahasia terhadap warga Palestina di luar negeri.
Tahun lalu, laporan yang mengutip televisi ‘Israel’ mengatakan Zionis telah memerintahkan dinas rahasianya Shin Bet dan Mossad “untuk melenyapkan pejabat tinggi Hamas di dalam dan di luar negeri”, menyebut Malaysia bersama Iran, Turki dan Qatar sebagai negara yang membantu Hamas.*