Hidayatullah.com—‘Israel’ dan Uni Eropa sedang dalam pembicaraan tentang kemungkinan koridor perdagangan yang menghubungkan wilayah Mediterania timur dengan negara-negara Teluk. Hal itu akan memungkinkan pengadaan jalur kereta api antar wilayah-wilayah tersebut, kata Kementerian Keuangan dan Bank Sentral ‘Israel’ pada Senin (16/11/2020), The New Arab melaporkan.
Pembentukan sistem kereta api regional akan meningkatkan ekonomi ‘Israel’, Yordania, Otoritas Palestina, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk lainnya, kata kementerian itu.
Kereta api baru akan menjadi cara yang “lebih pendek, lebih cepat, lebih murah dan lebih aman” untuk menghubungkan kawasan itu daripada rute perdagangan saat ini, kata Bank of Israel.
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang kelayakan proyek, yang harus melewati Arab Saudi – negara yang tidak memiliki hubungan resmi dengan ‘Israel’.
Diskusi itu muncul setelah ‘Israel’ baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan negara-negara Teluk Bahrain dan UEA.
Pada 2018, Menteri Transportasi ‘Israel’ saat itu Yisrael Katz menyinggung kebangkitan rel kereta api Hijaz yang bersejarah.
Dia mengatakan ada rencana untuk memperpanjang jalur Haifa-Beit Shein saat ini di ‘Israel’ ke Yordania dan bergabung dengan jalur tambahan yang membentang dari kota Jenin di Palestina.
“Ini sama sekali bukan mimpi. Ini bisa terwujud jika ada kemauan,” kata menteri saat itu dalam komentarnya di sebuah surat kabar Saudi.
“Visi saya untuk menghubungkan Arab Saudi dan negara-negara Teluk dan Yordania ke pelabuhan Haifa dan Laut Mediterania akan mengubah ‘Israel’ menjadi pusat transportasi laut dan memperkuat ekonomi ‘Israel’,” kata Katz saat itu.
Kereta api tersebut juga akan memberikan jalur alternatif ke Selat Hormuz di Teluk Persia, yang dikuasai oleh Iran.*