Hidayatullah.com—Sementara salju dan es berangsur-angsur mulai mencair di Texas setelah selama berhari-hari suhu dingin luar biasa menghampiri negara bagian terluas kedua di Amerika Serikat itu, mayat-mayat ditemukan tergeletak tak bernyawa akibat kedinginan.
Dari sekitar 70 kematian berkaitan dengan salju, es dan suhu dingin di seluruh penjuru negeri, lebih dari dua belas orang yang meninggal di rumah mereka berada di Texas dan rumah mereka tidak ada penghangat ruangan disebabkan aliran listrik terputus akibat badai salju. Salah satu korban adalah anak lelaki berusia 11 tahun yang meninggal di tempat tidurnya di Conroe, dekat Houston, dan dua pria dewasa ditemukan tak bernyawa di rumahnya di kota kecil Buffalo Gap
di Taylor County di West Texas.
Ricky Bishop, sheriff (polisi kampung) wilayah Taylor County, mengatakan kantornya menerima banyak telepon beberapa terakhir dari warga yang meminta agar petugas memeriksa keadaan teman atau kerabat mereka yang memungkinkan mengalami pemadaman listrik.
“Seingat saya bahkan kami pernah sampai menerima 10 panggilan dalam satu jam,” kata Bishop, seraya menambahkan bahwa sebagian jalanan di daerah itu tertutup salju setebal 4 kaki (120 sentimeter), lansir Associated Press Sabtu (20/2/2021).
Hypothermia dapat terjadi ketika tubuh seseorang kehilangan panas secara cepat daripada yang dapat dihasilkannya dan apabila suhu tubuh anjlok hingga di bawah 95 derajat Fahrenheit atau 35 derajat Celsius. Suhu normal tubuh manusia sekitar 98,6 derajat Fahrenheit atau 37 derajat Celsius.
“Apabila terjadi selama berjam-jam, maka kondisinya bisa sangat berbahaya,” kata Dr. Robert Glatter, seorang dokter di Lenox Hill Hospital Di New York City.
Matt Zavadsky, jubir penyedia layanan ambulans MedStar area Fort Worth, mengatakan kebanyakan panggilan hypothermia yang mereka terima berasal dari orang-orang yang berada di rumahnya, di mana suhu udara anjlok hingga 50°F (10°C) atau lebih rendah.
MedStar pada hari Rabu mendapat panggilan hipotermia terbanyak 77, kata Zavadsky. Sebagian orang melaporkan bahwa mereka mengalami mati rasa di bagian tangan dan kaki, sedangkan sebagian orang lain mengalami gejala lebih parah, seperti tubuh gemetar tak terkendali atau bahkan sampai pingsan tak sadarkan diri.
Apabila dibiarkan tidak ditangani, hipotermia akan mulai mengganggu kerja otak, akibatnya orang sulit berpikir dengan baik atau sulit bergerak.
Sebagian manula yang meninggal di Texas ditemukan tergeletak di luar rumahnya. Tidak jelas apa yang menyebabkan mereka nekat keluar rumah dalam cuaca dingin mencekam.
Akibat suhu tubuh di bawah normal dalam waktu yang lama, sirkulasi darah menjadi terganggu sehingga jantung, otak, organ-organ vital tidak berfungsi dengan baik. Sekitar 32 orang meninggal dunia akibat kedinginan setiap tahun di AS menurut National Weather Service.
Beberapa strategi agar tubuh tetap hangat justru berisiko membahayakan.
Apabila seseorang membungkus tubuhnya dengan selimut terlalu tebal atau pakaian berlapis-lapis, akibatnya tubuh akan mudah berkeringat yang artinya panas tubuh justru lebih cepat keluar.
Ketika suhu udara dingin sementara aliran listrik terputus, orang biasanya akan beralih ke pemanas berbahan bakar minyak, menyalakan generatir atau membakar arang dan kayu bakar di dalam rumah, yang semuanya itu berbahaya sebab mereka berisiko keracunan karbon monoksida.
“Semua itu akhirnya berujung pada bencana,” kata Glatter.*