Hidayatullah.com—Polisi di Ghana menutup sebuah tempat berkumpulnya kaum LGBT yang belum lama ini dibuka di ibukota Accra, menyusul protes dari masyarakat.
“Kami tidak lagi punya akses ke tempat aman kami dan keselamatan kami terancam. Kami menyeru kepada semua organisasi hak asasi manusia, dan sekutu untuk berbica menentang serangan-serangan dan kejahatan kebencian ini yang mana kami menjadi sasarannya,” kata LGBT+ Rights Ghana di Twitter seperti dilansir BBC Kamis (25/2/2021).
Kelompok-kelompok HAM, termasuk National Coalition for Proper Human Sexual Rights dan Family Values and the Ghana Catholic Bishops’ Conference (GCBC), meminta agar pemerintah menutup tempat perkumpulan kaum pecinta sesama jenis itu.
Pusat kegiatan LGBT itu dibuka dengan penggalangan dana yang dihadiri oleh sejumlah diplomat asing dan Uni Eropa.
Foto-foto peresmiannya beredar luas dan menyulut beragam reaksi masyarakat, mendukung maupun menentang.
Ghana merupakan satu dari 32 negara di Afrika yang masih mempidanakan hubungan sesama jenis, menurut laporan terakhir International Lesbian, Gay, Bisexual and Trans and Intersex Association (ILGA).*