Hidayatullah.com—Sejumlah reaktor nuklir tertua di Prancis diberi perpanjangan usia 10 tahun oleh Otoritas Keselamatan Nuklir Prancis (ASN).
Operator penyedia layanan listrik EDF bertanggung jawab meningkatkan keamanan dan keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir Bugey (Ain), Blayais (Gironde), Chinon (Indre-et-Loire), Cruas (Ardèche), Dampierre (Loiret), Gravelines (Nord), Saint-Laurent (Loir-et-Cher) and Tricastin (Drôme), yang memasok listrik berkekuatan 900 MWe, yang awalnya dirancang untuk beroperasi selama 40 tahun dan kini diperpanjang menjadi 50 tahun.
Reaktor-reaktor nuklir tersebut merupakan yang tertua di Prancis, pertama kali dioperasikan pada awal 1980-an.
Persetujuan perpanjangan itu diberikan dengan sejumlah syarat, termasuk sejumlah penguatan guna memastikan radioaktif tidak bocor apabila terjadi kecelakaan.
“Tujuan pertama adalah membatasi dampak kecelakaan, termasuk yang serius seperti kebocoran inti reaktor,” kata Julien Collet, wakil direktur umum ASN seperti dilansir RFI Kamis (25/2/2021).
Penguatan dilakukan juga untuk melindungi pembangkit nuklir apabila terjadi gempa, banjir dan panas ekstrem, serta kebakaran internal.
Menyusul kampanye kelompok-kelompok peduli lingkungan agar reaktor-reaktor nuklir tua dimatikan, Prancis tahun lalu menutup PLTN tertua Fessenheim.
Akan tetapi evakuasi sampah nuklir rawan meledak masih akan berlangsung sampai musim panas 2023, sedangkan penghancuran sepenuhnya PLTN itu belum akan tuntas sampai 2040.
Prancis memenuhi hampir 70 persen kebutuhan listriknya dari nuklir, yang terbesar di dunia. Negara itu berharap bisa mengurangi angka itu menjadi 50 persen pada 2035 dengan memberikan lebih banyak ruang bagi energi terbarukan.*