Hidayatullah.com — Masjid Jami’ di Taksim Square Istanbul akan segera dioperasikan dan bisa digunakan untuk ibadah mulai bulan Ramadhan ini. Pembangunan masjid Istanbul yang ikonik hampir selesai sebelum bulan suci Ramadhan, demikian sebuah video yang dirilis Anadolu Agency, baru-baru ini.
Sebelumnya, Hurriyet Daily News, menulis, pekerjaan fasad masjid di atas permukaan tanah itu telah diselesaikan, sementara pemasangan beton pracetak dari bangunan tersebut sudah pada tahap terakhir. Pekerjaan fasad dilanjutkan sesuai dengan aturan jarak sosial karena pandemi virus corona.
Sebuah perancah dibangun untuk pembangunan masjid, di mana sebuah prasasti di pintu utama digantung dan batu bingkai dipasang. Saat pembangunan masjid selesai, ketinggiannya, di luar menara, akan menjadi sekitar 30 meter, sama dengan dua gereja bersejarah di kawasan itu.
Kompleks tersebut juga akan memiliki gedung pertemuan, sedangkan area bawah tanahnya akan digunakan sebagai tempat parkir tertutup dengan kapasitas 180 kendaraan. Rencana pembangunan masjid di Taksim Square ini telah dikerjakan selama beberapa dekade.
Pengadilan sebelumnya menolak pembangunan masjid, karena dianggap bertentangan dengan kepentingan publik. Sebidang tanah tempat masjid dibangun saat ini dimiliki oleh Direktorat Jenderal Yayasan.
Menutupi Simbol Sekularisme
Yang menarik, bangunan megah ini seolah sengaja menutupi dan mengerdilkan monumen pendiri republik Turki sekuler Mustafa Kemal Ataturk. Saat masjid dibangun, simbol era Ataturk, gedung opera Istanbul, dihancurkan.
Beberapa orang Turki sempat menentang masjid – meskipun beberapa mempertanyakan ukuran dan desain turunannya Ottoman- tetapi simbol rumah ibadah yang mendominasi monumen republik sekuler dinilai tidak hilang dari penduduk Istanbul.
Kelompok sekuler menuduh proyek tersebut sebagai upaya untuk memberi lebih banyak identitas religius di lapangan yang awalnya sangat menonjol monumen Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Republik Turki sekuler. Mereka menuduh Erdogan berusaha mencabut “warisan Ataturk”.
“Ini benar-benar mengubah topografi dan desain alun-alun,” kata Soner Cagaptay, direktur Program Penelitian Turki di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat, dikutip laman The New York Times, sambil mencemaskan pemerintahan Erdogan yang mengambil alih sekularisme Turki.
Mendirikan masjid di alun-alun telah menjadi tujuan beberapa pemerintah sejak 1960-an. Namun upaya terbaru ini dianggap upaya pemerintah Recep Tayyip Erdogan untuk mengembangkan alun-alun dengan cara yang memproklamasikan keyakinan Islam kota dan untuk mengagungkan kejayaan masa lalu Kesultanan Utsmaniyyah.
Tahun 1983, sebuah pengadilan tinggi menolak rencana pembangunan tersebut, sehingga sampai sekarang masyarakat setempat maupun pengunjung terpaksa untuk shalat di dua masjid kecil yang tidak sesuai kapasitas. Sejak menjabat sebagai wali kota Istanbul tahun 1994, Erdogan telah berulang kali berusaha untuk membangun sebuah masjid megah di tempat tersebut, meskipun ia harus berhadapan dengan pihak oposisi yang menolak keras pendirian masjid disana.
Tahun 2013, proyek ini sempat dihentikan karena menuai protes dan demonstrasi besar dari kelompok sekuler.
Meskipun cakrawala kubah dan menara Istanbul yang terkenal mungkin menjadi ciri khas globalnya, Taksim Square adalah pusat kehidupan kota yang populer dan simbol republik modern yang didirikan hampir 100 tahun yang lalu.
Kerumunan pembeli, komuter, turis, dan pengunjung pesta memadati alun-alun, siang dan malam, dan masuk ke Jalan Kemerdekaan yang berdekatan, jalan perbelanjaan utama Istanbul.
Titik pertemuan utama di alun-alun untuk bertemu dengan teman-teman adalah monumen Ataturk, yang dulu digambarkan memimpin kemenangan dalam membangun Turki sekuler dengan meruntuhkan super-power Kesultanan Utsmaniyyah.
Masjid Jami’ Taksim Square ini dibangun di atas lahan seluas 2.482 meter persegi. Dirancang oleh dua arsitek Turki dengan gaya art deco, masjid ini akan mampu menampung sekitar 1.000 orang untuk sholat (menurut sumber lain 1500). Masjid bertingkat tiga ini akan memiliki tempat parkir bawah tanah serta sebuah ruang konferensi dan pameran. Masjid diprediksikan akan selesai dalam waktu dua tahun. Rencananya, masjid yang sekaligus menjadi pusat budaya Islam ini akan diberi nama Taksim Cumhuriyet Camisi (Masjid Taksim Republik).
Peletakan batu pertama Masjid dilakukan pada 17 Februari 2017 dengan luas sekitar 2 ribu 482 meter persegi. tanah dan luas bangunan 16 ribu 220 meter persegi, bertanda tangan Arsitek Sefik Birkiye dan Selim Dalaman. Sekitar 85 persen pembangunan telah selesai dan masjid tersebut rencananya akan dibuka untuk ibadah di bulan suci Ramadhan.
Taksim Square merupakan jantung kota Istanbul di sisi Eropa, suatu wilayah yang paling padat dan sibuk. Jutaan orang melalui tempat ini untuk hiburan, berwisata maupun berbelanja di kawasan ini.
Taksim dan Gezi Park merupakan ruang hijau terbuka di Istanbul yang dibangun pasca jatuhnya imperium Utsmaniah. Wilayah ini dulunya menjadi simbol sekuler Republik Turki, setelah diresmikannya masjid jami’ Taksim mungkin suasana akan menjadi lebih berbeda.*