Hidayatullah.com—Denmark berhenti memberikan suntikan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca di tengah kekhawatiran terkait kasus penyumbatan darah.
Pengawas obat-obatan European Medicines Agency pekan lalu mengumumkan kemungkinan kaitan antara suntikan vaksin AstraZeneca dengan kasus penyumbatan atau pembekuan darah, tetapi menegaskan bahwa risiko meninggal karena Covid-19 lebih besar.
Sebelum ini sejumlaah negara Eropa menangguhkan pemberian vaksin AstraZeneca menyusul kasus-kasus pembekuan darah yang dialami orang-orang penerima vaksin tersebut.
Sebagian sekarang sudah kembali memberikan vaksin itu kepada warganya, tetapi dengan batasan umur.
Pejabat-pejabat Dennark mengatakan bahwa semua 2,4 juta dosis vaksin AstraZeneca akan ditarik sampai pemberiahuan lebih lanjut, lansir BBC Rabu (14/4/2021).
Otoritas kesehatan Denmark mengatakan hasil studi menunjukkan frekuensi masalah pembekuan darah menyusul pemberian vaksin tersebut lebih tinggi dari yang diperkirakan, yaitu sekitar 1 dari setiap 40.000 orang.
Hal itu diketahui setelah dua kasus thrombosis di Denmark berkaitan dengan pemberian vaksin AstraZeneca, lapor AFP. Satu kasus yang dialami seorang wanita berusia 60 tahun terbukti fatal.
Dirjen kesehatan Soren Brostrom mengatakan keputusan itu tidak mudah, tetapi Denmark memiliki vaksin lain yang bisa dipakai dan wabah di negara itu saat ini masih bisa dikendalikan.
“Kelompok-kelompok target vaksinasi selanjutnya kemungkinan tidak akan mengalami Covid-19 parah,” ujarnya. “Kami harus menimbang ini dengan fakta bahwa sekarang kita mengetahui efek buruk dari vaksinasi dengan AstraZeneca, meskipun risikonya bisa dikatakan kecil.”
Meskipun demikian, otoritas kesehatan Denmark itu mengatakan tidak menafikan vaksin itu akan dipergunakan lagi di lain waktu.
Denmark merupakan negara Eropa pertama yang menangguhkan penggunaan vaksin coronavirus buatan AstraZeneca pada bulan Maret. Langkahnya itu kemudian diikuti oleh sejumlah negara lain karena ditemukan sejumlah kasus serupa.*