Hidayatullah.com—Misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Mali (Minusma) memgecam pembunuhan seorang bekas pemimpin kelompok pemberontak Tuareg yang menandatangani kesepakatan damai 2015.
Minusma mengatakan Sidi Brahim Ould Sidati merupakan “pemain penting” dalam negosiasi-negosiasi dan implementasi kesepakatan damai Aljir.
Ould Sidati merupakan ketua Coordination of Azawad Movements (CMA), sebuah aliansi yang kebanyakan anggotanya etnis Tuareg yang bangkit menentang pemerintah pada tahun 2012 dalam upaya menuntut otonomi yang lebih besar.
Dia ditembak mati di ibukota Mali, Bamako, pada hari Selasa.
Dilansir BBC Rabu (14/4/2021), para koresponden melaporkan bahwa pembunuhannya dapat mengacaukan proses perdamaian di Mali yang rentan buyar.
Pemberontakan Tuareg dan kudeta yang terjadi pada 2012 mengakibatkan kevakuman pemerintahan di bagian utara Mali sehingga kelompok-kelompok bersenjata leluasa beraksi.
Dari basisnya di Mali, kelompok-kelompok bersenjata sekarang sering melakukan serangan di kawasan Sahel.*