Hidayatullah.com — Putra Mahkota Saudi Muhammad Bin Salman (MBS) dilaporkan mendukung rencana kudeta ‘Israel’ untuk menggulingkan pemimpin Yordania Raja Abdullah II dengan imbalan perwalian situs-situs suci di Baitul Maqdis yang dijajah, lapor surat kabar Al-Akhbar Libanon.
Dilansir Middle East Monitor pada Rabu (21/04/2021) surat kabar itu mengutip pejabat keamanan Yordania yang mengatakan bahwa upaya untuk menggulingkan Raja Abdullah II adalah “skema” yang melibatkan ‘Israel’, UEA, Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Menurut pejabat Yordania yang tidak disebutkan namanya itu, kudeta “besar dan rumit” melibatkan banyak pihak, tetapi raja dengan tenang berhasil menggagalkannya sementara tetap menjaga keseimbangan internal dan regional.
“Kewaspadaan raja dan gerakan cepat militer dan pasukan keamanan telah menggagalkan upaya kudeta untuk menggulingkannya dan menggantikannya dengan saudaranya Pangeran Hamzah Bin Al-Hussein,” kata sumber itu.
Israel, lanjut sumber tersebut, berencana untuk menggulingkan Raja Abdullah II karena penolakan Yordania terhadap ‘kesepakatan damai AS untuk Timur Tengah’ yang dijuluki ‘kesepakatan abad ini’, yang dipandang Amman sebagai rencana untuk “mencari tanah air alternatif bagi Palestina dan mencaplok Lembah Yordan ke Israel “.
Surat kabar itu menambahkan bahwa putra mahkota Saudi setuju untuk mendukung skema ‘Israel’ dengan imbalan transfer perwalian atas situs-situs suci di Baitul Maqdis atau Yerusalem yang diduduki dari Yordania ke Arab Saudi.
Dengan persetujuan AS, lanjutnya, Bin Salman memberi wewenang kepada mantan kepala istana kerajaan, Basem Awadallah, untuk membuat persiapan yang diperlukan untuk pengalihan kekuasaan di tingkat keluarga, sementara kepala Fatah yang digulingkan Muhammad Dahlan ditugaskan untuk memobilisasi orang-orang Palestina di Yordania dan suku lokal.
Menurut laporan itu, Arab Saudi mempersenjatai beberapa suku selatan, memberikan kewarganegaraan kepada mereka sebagai imbalan untuk melakukan tindakan militer jika perlu.*