Hidayatullah.com—Pengadilan di Prancis hari Senin (10/5/2021) menghentikan kasus gugatan yang diajukan Tran To Nga, seorang warga Prancis asal Vietnam berusia 78 tahun, terhadap 14 perusahaan kimia multinasional berkaitan dengan penggunaan defoliant (perontok daun) Agent Orange oleh militer Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.
Persidangan dimulai pada 25 Januari di pengadilan di Evry, daerah pinggiran selatan Paris.
Setelah mempertimbangkan selama lebih dari 3 bulan, pengadilan menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki yuridiksi untuk memproses kasus yang melibatkan tindakan-tindakan pemerintah AS di masa perang, lansir RFI.
Tran To Nga, seorang bekas jurnalis kelahiran tahun 1942 di wilayah yang kala itu dikenal sebagai Indochine française (teritori Prancis Indochina), menuding belasan perusahaan kimia itu – termasuk Monsanto dan Dow Chemical – menyebabkan luka parah pada dirinya dan orang lain dengan menjual bahan kimia defoliant Yang dikenal sebagai Agent Orange kepada pemerintah Amerika Serikat, yang menggunakannya untuk menimbulkan efek kerusakan pada saat perang.
Dia juga menuding perusahaan-perusahaan itu menyebabkan kerusakan lingkungan.
Dalam keputusannya, pengadilan mengatakan perusahaan-perusahaan itu bertindak “memenuhi pesanan” dari pemerintah AS yang melakukan tindakan-tindakannya sendiri sebagai negara berdaulat.
Berbagai LSM memperkirakan empat juta orang di Vietnam, Kamboja dan Laos terpapar 76 liter Agent Orange yang disemprotkan pasukan AS untuk merontokkan dedaunan sehingga musuhnya tidak dapat bersembunyi di antara lebatnya pepohonan, serta untuk menghancurkan sumber makanan mereka dalam peperangannya melawan pasukan Komunis Vietnam Utara antara tahun 1962 dan 1971.
Tran To Nga mengalami efek yang biasa tampak pada orang yang keracunan Agent Orange, seperti diabetes tipe 2 dan alergi insulin yang sangat langka.
Salah satu putrinya meninggal dunia akibat kelaianan bentuk pada jantung.
Perusahaan-perusahaan multinasional itu sejak lama menolak bertanggung jawab atas penggunaan bahan kimia yang mereka produksi oleh militer Amerika Serikat.*