Hidayatullah.com–Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra mengungkapkan rasa kecewanya sehubungan tindakan kejam aparat keamanan Thailand yang telah membantai muslimin di negara itu beberapa bulan lalu.
Tapi dalam pidato mingguannya yang disampaikan melalui radio itu, Thaksin Shinawatra tidak mengatakan apakah ada orang yang akan dianggap bertanggung jawab atas terjadinya insiden itu.
Suatu komisi independen minggu lalu menyerahkan laporan kepada pemerintah yang isinya mengecam penggunaan kekerasan secara berlebihan oleh pihak aparat, namun ditegaskan bahwa pihak militer tidak bertindak salah.
Aparat keamanan menyerbu masjid Krue Se dan menewaskan para militan yang hanya bersenjatakan golok dan sepucuk senjata api dalam pertempuran terakhir dalam pemberontakan yang menewaskan 112 orang pemuda dan warga muslim.
Menurut Thaksin, para pejabat keamanan di lokasi kejadian berada dalam posisi sulit karena adanya tuduhan pihak pemuda muslim militan telah mencuri amunisi.
Ia mengatakan bahwa kesabaran dan pelatihan akan membantu menghindari insiden serupa itu di masa depan.
Sebagaimana diketahui, tanggal 29 April lalu, sebanyak 112 warga muslim Pattani dibantai polisi di dalam masjid meski mereka hanya bersenjatakan parang dan golok.
Semenjak munculnya propaganda terorisme, pemerintahan Thailand dilaporkan makin kejam menghadapi umat Islam. Bulan lalu, Thailand dilaporkan mengancam akan menutup beberapa pesantren di kawasan Selatan yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Tuduhannya apalagi jika bukan terorisme. Pemerintah, menuduh bahwa pondok pesantren telah digunakan sebagai kamp pelatihan bagi kaum gerilya separatis. Sebuah tuduhan yang kerap dijadikan menghabisi kegiatan Islam di berbagai belahan dunia.
Pemerintah Thailand menyatakan, para guru di madrasah-madrasah itu terlibat dalam kerusuhan yang mengakibatkan lebih dari 250 orang tewas tahun ini dalam kasus-kasus serangan terhadap para biksu Buddha, para anggota aparat keamanan dan pegawai negeri.
Menurut surat kabar The Nation, 21 buah pesantren di provinsi Yala, Pattani dan Narathiwat di selatan kini terancam ditutup.
Muslim Thailand berjumlah sekitar 5 juta dari total penduduk sebanyak hampir 57 juta orang adalah kelompok yang selalu ditindas.
Warga muslim di tiga propinsi; Pattani, Yala dan Narathiwat telah sejak lama mengeluh atas sikap diskriminatif negara itu memperlakukan warga muslim. (abcn/hid/cha)