Hidayatullah.com—Foto-foto yang menampakkan mayat-mayat bayi dan anak-anak terdampar di pantai Libya beredar luas, menyoroti tragedi krisis migrasi di perbatasan Eropa.
Menurut salah satu lembaga amal yang memasang foto itu di Twitter, anak-anak itu pergi bersama orangtuanya menaiki salah satu perahu karet menuju Eropa dari Libya.
“Saya masih shock melihat kengerian gambar-gambar itu,” kata Oscar Camps, pendiri Proactiva Open Arms, di Twitter. “Anak-anak kecil dan para wanita itu memiliki mimpi dan cita-cita dalam hidupnya.”
Nancy Porsia, seorang jurnalis Italia dan pakar masalah Libya, mengatakan mayat-mayat itu ditemukan di pantai Zuwara pada hari Sabtu. Mereka dievakuasi oleh militer Libya dan dikubur di pemakaman dekat Abu Qamash, lansir The Guardian Selasa (25/5/2021).
Foto-foto itu mengingatkan orang akan nasib serupa yang dialami Alan Kurdi, bocah berusia 3 tahun yang mayatnya ditemukan tertelungkup terdampar di pantai Turki pada 2015, puncak krisis yang menarik perhatian dunia terhadap masalah migran/pengungsi yang menempuh perjalanan berbahaya lewat laut dan darat untuk menuju Eropa.
Publikasi foto bertepatan dengan agenda Presiden Prancis Emmanuel Macron di Brussels yang membicarakan manajemen kedatangan migran/pengungsi dan prospek stabilisasi di Libya dan Afrika Tengah dengan bantuan penguatan kerja sama Prancis dan Italia.
“Kami berusaha menggali masalah ini sampai ke dasar bersama sejawat kami di Libya. Ada banyak perahu karam yang tidak pernah tercatat. Kita tidak bisa pungkiri bahwa ini mungkin salah satunya,” kata Flavio Di Guancomo, seorang jubir organisasi migrasi PBB di Italia.
Dia mengatakan tidak tahu kapan para korban itu berangkat dari Libya dan apa yang terjadi dengan perahu yang mereka tumpangi.
Menurut organisasi urusan migrasi PBB, sekitar 630 orang telah tewas di Laut Mediterania bagian tengah tahun ini saat berusaha mencapai Eropa.*