Hidayatullah.com–Mantan pemimpin Libya Muammar Qadhafi dibunuh setelah ditangkap di kota kelahirnya, Sirte, demikian menurut keterangan dokter yang memeriksa DNA mayat Qadhafi, Jum’at (21/10/2011).
Dr. Ibrahim Tika sedang berbicara dengan televisi Al Arabiya saat ia mengatakan bahwa Qadhafi dibunuh dengan satu peluru di kepalanya dan satu peluru lain di perutnya.
Dalam rekaman video yang dimuat Al Arabiya, menunjukkan bahwa Muammar Qadhafi ditangkap dalam keadaan hidup dan diseret oleh banyak orang. Kepalanya terlihat sebagian botak. Saat berjalan sambil ditarik, banyak orang yang memukulinya. Di kepala dan bajunya terlihat banyak bercak darah. Terdengar pula suara orang berteriak “Allahu akbar” dan suara tembakan beberapa kali. Setelah itu, Qadhafi terlihat digeletakkan di tanah dengan darah memenuhi kepala, wajahnya dan bajunya.
Associated Press (21/10/2011) melaporkan bahwa dalam rekaman lainnya, Qadhafi terlihat digulingkan mayatnya di trotoar. Bajunya yang penuh darah dilucuti. Mayat Qadhafi kemudian dibawa keliling kota Misratah. Kerumuman orang bersorak-sorai di jalanan.
Sebelum terlihat mati, Qadhafi sempat ditarik ke arah ambulan. Sambil berjalan diseret, rambut Qadhafi ditarik oleh sejumlah tentara pemberontak.
Salah seorang terdengar berteriak, “Kami menginginkannya hidup, kami menginginkannya hidup.”
Menurut Dr. Tika, putra Qadhafi, Mutassim, dibunuh setelah ayahnya meninggal dan ia ditembak di bagian atas dadanya dari jarak dekat. Demikian Al Arabiya melaporkan.
Sementara itu, Associated Press menulis bahwa seorang reporternya melihat ada bekar luka bakar sundutan rokok di badan Mutassim.
Sebelumnya kelompok pemberontak mengatakan bahwa Muammar Qadhafi tewas akibat luka yang dideritanya saat baku tembak terjadi di antara mereka.
Akibat ketidakjelasan bagaimana sebenarnya Muammar Qadhafi menemui ajalnya, publik internasional menyerukan dilakukannya penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.*