Hidayatullah.com–Empat negara di Timur Tengah mengalami suhu melampaui 50C pada akhir pekan di tengah gelombang panas yang memecahkan rekor panas sepanjang tahun, lapor Middle East Eye.
Oman, Iran, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA) semuanya mengalami suhu yang menyamai atau menantang rekor nasional, karena suhu mencapai beberapa derajat di atas normal.
Pada hari Sabtu (05/06/2021), suhu mencapai 51C di Sweihan, sebuah kota kecil sekitar 80km timur Abu Dhabi di UEA. Omidieh di barat daya Iran juga naik ke 51C, sementara Jahra, di Kuwait, mencapai 50,88C, Washington Post melaporkan.
Sunaynah, sebuah kota gurun pedalaman di Oman utara, mencatat suhu 50,11C.
Suhu yang naik mendekati atau di atas 49C dapat melelehkan krayon, membelokkan rel kereta api, melunakkan aspal, dan memperpanjang jarak lepas landas pesawat, kata surat kabar AS.
Pada hari Ahad (06/06/2021), Sweihan mencatat suhu yang lebih tinggi, pada 51,77C, menandai suhu Juni terpanas yang pernah terlihat di UEA dan mengikat rekor negara Teluk.
Gelombang panas ekstrem seperti itu telah didokumentasikan sebagai peningkatan frekuensi yang signifikan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Tahun lalu, sebuah penelitian yang diterbitkan di Science Advances, menyarankan bahwa bagian Timur Tengah, khususnya Teluk, mungkin tidak dapat dihuni manusia jika tren saat ini berlanjut.
Pekan lalu, temuan yang diterbitkan di Nature Climate Change, menemukan bahwa lebih dari sepertiga kematian terkait panas musim panas disebabkan oleh perubahan iklim, memperingatkan jumlah kematian yang lebih tinggi saat suhu global naik.
Kuwait termasuk di antara setengah lusin negara dalam laporan di mana ditemukan bahwa persentase kematian terkait panas yang disebabkan oleh perubahan iklim adalah 60 persen atau lebih.*