Hidayatullah.com– Kampanye Oposisi Mesir Batel mengkritik hukuman mati terhadap anggota Ikhwanul Muslimin. Mereka menyebutnya sebagai “hukuman mati yang tidak adil terhadap simbol dan negarawan nasional”, lansir Middle East Monitor.
“Hukuman mati baru-baru ini oleh rezim tidak lain adalah perintah kepada rakyat Mesir untuk berlutut kepada penguasa tirani, dan melupakan mimpi perubahan, kebebasan dan keadilan,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
“Apakah warga Mesir puas dengan eksekusi orang yang tidak bersalah dan terhormat seperti mantan menteri pemuda Osama Yassin,” tambah pernyataan itu.
Kelompok itu meminta semua “patriot bebas untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi ketidakadilan oleh rezim”.
Batel diluncurkan pada Maret 2018 untuk menentang amandemen Konstitusi Mesir, yang membuka jalan bagi Presiden petahana Abdel Fattah Al-Sisi untuk berpotensi tetap berkuasa selama yang dia inginkan.
Pada hari Senin (14/06/2021), pengadilan pidana tertinggi Mesir menguatkan hukuman mati dari 12 orang yang mengambil bagian dalam protes pro-demokrasi pada tahun 2013, termasuk para pemimpin Ikhwanul Muslimin yang sekarang dilarang.*