Hidayatullah.com– Bank Dunia telah menangguhkan bantuan ke Afghanistan, dengan mengatakan “sangat prihatin” dengan situasi di sana, terutama mengenai hak-hak perempuan. Hal Itu setelah Taliban merebut kekuasaan, kata seorang juru bicara bank kepada AFP.
“Kami telah menghentikan pencairan dana dalam operasi kami di Afghanistan dan kami memantau dan menilai situasi dengan cermat,” kata pejabat itu, dilansir oleh The New Arab.
“Kami sangat prihatin dengan situasi di Afghanistan dan dampaknya terhadap prospek pembangunan negara, terutama bagi perempuan.”
Penangguhan tersebut menyusul pengambilalihan cepat oleh Taliban atas Afghanistan, ketika pasukan AS bersiap untuk menyelesaikan penarikan dengan batas waktu 31 Agustus.
Washington pekan lalu mengumumkan akan menolak akses Taliban ke cadangan emas dan uang tunai negara itu, yang sebagian besar disimpan di luar negeri.
Dana Moneter Internasional (IMF) juga menangguhkan operasi dengan negara itu, termasuk program pinjaman $ 370 juta yang ada, serta $ 340 juta Kabul yang akan diterima dari rilis Special Drawing Rights (SDR) Senin (23/08/2021), sekeranjang mata uang pemberi pinjaman.
Pengambilalihan yang cepat telah menyebabkan pemandangan yang menyayat hati orang-orang
Bank Dunia menunda membuat pernyataan sampai telah menarik semua personelnya ke luar negeri, operasi yang selesai pada hari Jum’at (20/08/2021), menurut sumber bank.
Juru bicara itu mengatakan pemberi pinjaman pembangunan “akan terus berkonsultasi erat dengan komunitas internasional dan mitra pembangunan”.
“Bersama dengan mitra kami, kami mencari cara agar kami dapat tetap terlibat untuk mempertahankan hasil pembangunan yang diperoleh dengan susah payah dan terus mendukung rakyat Afghanistan.”
Bank Dunia memiliki lebih dari dua lusin proyek pembangunan yang sedang berlangsung di negara tersebut dan telah menyediakan $5,3 miliar sejak tahun 2002, sebagian besar dalam bentuk hibah, menurut situs web bank tersebut.*