Hidayatullah.com—Lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia mengalami demensia, gangguan neurologis yang merenggut ingatan mereka dan membebankan dunia sebesar $1,3 triliun setahun kata World Health Organization (WHO) hari Kamis (2/9/2021).
Kondisi dapat diperparah oleh stroke, cedera otak atau penyakit Alzheimer. Dengan populasi dunia yang menua, jumlah penderita diproyeksikan meningkat menjadi 78 juta pada 2030 dan 139 juta pada 2050, menurut sebuah laporan WHO.
Di dunia hanya satu dari empat negara yang memiliki kebijakan nasional untuk mendukung pasien demensia dan keluarganya, katanya, mendesak pemerintah-pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Demensia merenggut jutaan ingatan para penderitanya, kemandiriannya dan martabatnya, tidak hanya itu, penyakit ini juga merenggut orang-orang yang kita kenal dan cintai dari kita,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. “Dunia mengecewakan orang-orang penderita demensia, dan itu menyakitkan kita semua,” imbuhnya.
Para menteri kesehatan pada 2015 menyetujui rencana aksi global, termasuk diagnosis dini dan perawatan pasien demensia, tetapi gagal mencapai kesepakatan tentang target pada 2025, katanya.
“Demensia benar-benar merupakan masalah kesehatan masyarakat global dan tidak hanya bagi negara-negara berpenghasilan tinggi. Faktanya, lebih dari 60% orang penderita demensia tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah,” kata Katrin Seeher, seorang ahli di departemen kesehatan mental WHO, dalam penjelasan pers seperti dilansir Reuters Kamis (2/9/2021).
Obat-obatan, produk kebersihan dan rumah tangga yang disesuaikan untuk pasien demensia lebih mudah tersedia di negara-negara kaya daripada di negara-negara berpenghasilan rendah, kata laporan itu.
Demensia mempengaruhi ingatan, orientasi, kapasitas belajar, bahasa, penilaian, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.
Seeher menegaskan bahwa demensia juga dapat dialami orang berusia di bawah 65 tahun. yang mana young-onset dementia itu mencakup sekitar 10% dari total kasus demensia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Meskipun demikian, demensia bukannya tidak dapat dihindari dan sejumlah faktor risiko dapat dikurangi dengan cara mengontrol tekanan darah, diabetes, diet, depresi, serta menanggulangi kecanduan alkohol dan rokok (tembakau), kata WHO.
“Ini adalah hal-hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kesehatan otak kita dan meredam penurunan kognitif dan risiko demensia. Ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan sejak usia muda,” kata pakar WHO Tarun Dua.*