Hidayatullah.com—Polisi Norwegia menangkap seorang pria bernama Espen Andersen Braathen sebagai pelaku serangan dengan busur dan panah di kota kecil Kongsberg. Pihak berwenang memperlakukan kasus itu sebagai aksi teror dan mengatakan bahwa pelakunya seorang mualaf.
Tidak banyak informasi yang diungkap polisi tentang pria berusia 37 tahun itu, tetapi media-media di Norwegia dan Denmark mengabarkan bahwa lelaki muda itu sebelumnya dikenal sering membuat masalah. Berikut informasi tentang Andersen Braathen yang dirangkum Conan Daily Jumat (15/10/2021).
Espen Andersen Braathen memiliki kewarganegaraan ganda Norwegia dan Denmark.
Ibunya adalah orang Denmark dan ayahnya orang Norwegia.
Pria kelahiran Norwegia itu dibesarkan di Kongsberg, Buskerud Bawah, Viken, Norwegia. Dia dikabarkan sudah masuk Islam.
Sepanjang kehidupannya sebagai seorang pria baligh dia kerap mengalami masalah kesehatan mental, menurut orang-orang yang mengenalnya. Dia memiliki gangguan kejiwaan dan keluarganya selama bertahun-tahun merasa terancam olehnya, menurut seorang kerabatnya.
Sejak awal tahun 2000-an Andersen Braathen tidak memiliki pekerjaan.
Pada tahun 2012, dia didakwa melakukan pencurian berat serta membeli dan menggunakan sejumlah kecil hashish dan divonis hukuman percobaan 60 hari.
Tahun 2017, dia mempublikasikan sebuah rekaman video yang menyatakan dirinya sudah menjadi Muslim.
Tahun 2020, kekhawatiran akan dirinya telah mengalami radikalisasi menarik perhatian aparat kepolisian, tetapi hingga 2021 polisi tidak pernah menerima laporan apapun terkait hal tersebut.
Pada 29 Mei 2020, dia dituduh memasuki rumah orangtuanya, mengancam akan membunuh ayahnya, lalu pergi dengan meninggalkan sepucuk senjata revolver Colt kaliber 45 di sofa. Pengadilan Kongsberg melarangnya mengunjungi rumah orangtuanya selama 6 bulan. Namun, larangan itu dilanggarnya.
Pada malam 13 Oktober 2021, dia melesatkan sejumlah anak panah ke arah para pengunjung di dalam supermarket Coop Extra di Kongsberg, menewaskan lima orang berusia antara 50 dan 70 tahun dan melukai tiga orang lainnya.
Dia kemudian berhasil diringkus polisi pada malam hari, dan diinterogasi selama lebih dari tiga jam hingga lewat tengah malam di kantor kepolisian di Drammen, Buskerud, Viken. Pengacara Fredrik Neumann bertindak sebagai kuasa hukum yang mendampinginya dalam kasus itu.
Saat ini Andersen Braathen masih menjalani pemeriksaan oleh tim medis guna mengetahui kondisi kejiwaannya.*