Hidayatullah.com — Menteri Dalam Negeri K Shanmugam Singapura mengatakan Asia Tenggara sedang mengamati dengan seksama perkembangan di Timur Tengah (Timteng), terutama implikasinya. Bahwa setelah perkembangan tersebut, ke arah mana Islam di Asia Tenggara akan bergerak, katanya.
Dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh NUS Middle East Institute, Shanmugam mengatakan bahwa Timtengh sedang mengalami transformasi ekonomi, geopolitik dan sosial budaya. Di bidang sosial budaya misalnya, tahun lalu Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan undang-undang yang mengizinkan pasangan yang belum menikah untuk hidup bersama dan melonggarkan pembatasan alkohol.
Menurut Shanmugam adalah “penting dan menarik” untuk melihat bagaimana perubahan ini mempengaruhi cara Islam dipraktekkan di masyarakat yang berbeda. Agama juga terus memainkan peran utama di kawasan Timteng.
Dikutip berita.mediacorp, Singapura, dia mengutip Survei Pemuda Arab tahun lalu yang menunjukkan 40% pemuda Arab menganggap agama sebagai aspek terpenting dari identitas pribadi mereka – bahkan lebih penting daripada keluarga atau kewarganegaraan. Sementara di bidang geopolitik, negara-negara Timteng yang secara tradisional mengandalkan Amerika Serikat (AS) untuk masalah terkait pertahanan, kini juga menjalin hubungan ekonomi yang lebih dalam dengan China.
“Oleh karena itu, selain mengatasi ketegangan di kawasan dan persaingan antara tokoh-tokoh regional yang berbeda, negara-negara Timur Tengah juga sekarang perlu menavigasi hubungan AS-China dengan hati-hati,” jelas Shanmugam. “Di Asia Tenggara, kami mengamati perkembangan di Timur Tengah dengan sangat cermat,” tambahnya.
Timur Tengah Sumber Referensi ASIA
Untuk Singapura, perdagangan bilateral dengan negara-negara Timteng mencapai hampir S$60 miliar pada 2019 dan tumbuh dengan laju 4,2 persen selama lima tahun terakhir. Namun peran dan dampak Timteng di kawasan ini melampaui hubungan perdagangan dan ekonomi, katanya.
Baik kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara sebenarnya memiliki kesadaran dan identitas keagamaan yang sama, kata Shanmugam.
“Asia Tenggara memiliki hampir 300 juta Muslim. Banyak Muslim di seluruh dunia melihat Timur Tengah sebagai pusat Islam dan sumber referensi untuk masalah keagamaan,” katanya. “Interaksi budaya dan agama antara Timur Tengah dan Asia Tenggara sangat luas dan telah berlangsung ratusan tahun. Namun hubungan yang erat ini juga berarti bahwa apa yang terjadi di Timur Tengah dapat berdampak luar biasa di kawasan ini,” tambahnya.
Ia mencontohkan konflik di Timteng telah menyebabkan beberapa orang di kawasan datang dan bergabung dengan kelompok ekstremis. “Mereka mendapatkan pelatihan dan terus diradikalisasi serta ancaman terhadap keamanan regional di kawasan itu ketika mereka kembali. ke Asia Tenggara.”
Menurut Shanmugam, yang juga Menteri Hukum, kawasan Timteng terus menghadapi tantangannya, sebuah pertanyaan penting yang dikatakan Shanmugam adalah apakah arah Islam di kawasan Asia Tenggara akan berubah karena ketegangan di Timteng dapat mempengaruhi wilayah.*