Hidayatullah.com— Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir mengatakan pemuda Indonesia akan menjadi pelopor yang merekatkan persatuan nasional di tengah keberagaman. Sebab ongkos mempersatukan bangsa Indonesia tidaklah murah, melainkan harus dibayar dengan darah dan nyawa para pejuang kemerdekaan.
Haedar berharap para pemuda menyianyiakan perjuangan para pahlawan. “Saat ini kita menghadapi benih-benih perpecahan yang niscaya harus kita hadapi bersama. Persatuan adalah harga termahal dari sebuah masa depan dan eksistensi bangsa. Bangsa-bangsa besar akan hancur ketika pecah, sebaliknya bangsa akan menjadi maju karena bersatu,” ungkap Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 25 Februari 1958 Rabu (27/10/2021).
Dengan semangat bersatu dan persatuan, pemuda Indonesia dari berbagai latarbelakang yang beragam harus menjadi kekuatan yang mempersatukan. Benih-benih perpecahan jangan sampai tumbuh meluas yang membuat rakyat semakin terpolarisasi dan pecah.
“Kebangkitan dan bertumbuh menjadi bangsa yang maju dan jaya kuncinya ada di pemuda, maka pemuda Indonsia harus menjadi kekuatan yang prodyuktif, cerdas, menguasa iptek, dan menjadi kekuatan yang membangun hubungan sesama bahkan melintas batas,” tegas Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang yakin kunci kejayaan Indonesia ada di tangan anak-anak muda tanah air.
Ketua PP Muhammadiyah: Radikal Bisa Berlaku pada Liberal, Pluralis dan Komunis
Tak lupa Haedar menyampaikan ucapan selamat memperingati Sumpah Pemuda yang ke-93. “Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan selamat Sumpah Pemuda ke-93 dengan tema Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh. Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah dalam perjuangan bangsa Indonesia ketika kaum muda Indoensia dengan semangat progesif dan integritas keindonesiaan yang luarbiasa telah hadir menjadi kekuatan perekat yang mendeklarasikan satu Indonesia,” kata Haedar Nashir.
Haedar berharap Sumpah Pemuda yang merupakan bagian dari sejarah harus tetap dijaga, terutama bagi generasi milenial. “Sesungguhnya sumpah pemuda merupakan tonggak untuk persatuan Indonesia bangkit melawan penjajah menuju kemerdekaan. Setelah 97 tahun, maka tentu kaum muda Indonesia perlu melakukan refleksi diri agar tetap menjadi kekuatan yang mampu memaksimalkan potensi bangsa baik potensi Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam, agar kita mampu mengejar ketertinggalan dari bangsa yang sudah maju,” tutur Haedar.
Dengan semangat untuk satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air, Sumpah Pemuda memiliki dampak yang luarbiasa besar sehingga mampu merekatkan persatuan nasional. Rasa kesatuan rakyat Indonesia ini berpengaruh terhadap perebutan Kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah.
Haedar berharap Sumpah Pemuda yang merupakan bagian dari sejarah harus tetap dijaga, terutama bagi generasi milenial.*