Hidayatullah.com — Recep Uyar, seorang muadzin dan pakar adzan, dari Yeşil Camii (Masjid Hijau) di provinsi Bursa barat laut Turki, meninggal karena serangan jantung pada Ahad. Uyar terkenal karena mampu membacakan adzan dengan lima maqam yang berbeda.
Hampir semua orang di Turki mengenal nama Recep Uyar melalui media sosial atau berita nasional setelah dia memukau sekelompok turis yang mengunjungi masjid era Ottoman yang dibangun pada abad ke-15 dalam sebuah video viral.
Sebagai ahli seni adzan, beliau mampu melantunkan adzan dalam lima melodi berbeda, yang disebut maqam, dalam video tersebut.
Dilansir Daily Sabah pada Senin (27/12/2021), jenazah Uyar akan dimakamkan di ingkungan Armutçuk di distrik Büyükorhan di Bursa setelah salat jenazah yang akan diadakan di Masjid Hijau pada siang hari besok.
Setelah bekerja sebagai imam di Izmit selama 20 tahun, Uyar diangkat ke Masjid Hijau di Bursa pada tahun 2002 dan menjabat sebagai muadzin di sana sejak hari itu hingga ia wafat.
The Imam of the Yeşil Mosque in Bursa, Turkey teach the five melodies of the Ezan (Adhan), the Islamic call to prayer pic.twitter.com/5LExQH2YqL
— Türkiye_Pics 🇹🇷 (@Turkey_Pics) January 13, 2021
Seni adzan
Di setiap belahan dunia, irama lantunan adzan memiliki melodi yang beragam. Terdapat perbedaan kecil dalam nada dan ritme pelafazannya. Hal inilah yang memunculkan adanya seni adzan.
Seni adzan dikembangkan pada masa Kekhalifahan Utsmaniyyah sebagai cara agar pendengar dapat mengetahui waktu adzan shalat dengan mendengar nadanya, ungkap Direktur Ihsan Institut Sheikh Ahmad Saad.
“Kala itu tidak ada jam tangan. Orang mungkin sedang sibuk bekerja di pertanian dan tidak dapat melihat waktu. Tapi dengan mendengar nada azan, mereka akan tahu waktu shalat yang mana,” katanya kepada Middle East Eye.