Hidayatullah.com—Sedikitnya 50 gerilyawan ISIS-K (ISIS Khorasan) telah menyerah kepada intelijen Imarah Islam Afghanistan (IEA) di provinsi timur Nangarhar, kata pejabat setempat, hari Ahad. Menurut IEA, para militan menyerah setelah upaya mediasi oleh para tetua suku.
Dr. Bashir, Kepala Direktorat Intelijen IEA Nangarhar, mengatakan bahwa berdasarkan keputusan amnesti, militan Daesh menyerah kepada IEA dan prosesnya “sedang berlangsung”. “Lima puluh dari mereka adalah Daesh, yang datang dari delapan distrik dan menyerah kepada Imarah Islam,” kata Bashir dikutip Ariana News.
Para militan juga menyatakan penyesalan dan mengatakan mereka menyesal telah bergabung dengan kelompok itu. “Mereka (Daesh) adalah orang-orang yang sangat kejam. Saya menyesali apa yang saya lakukan. Saya datang ke sini sendiri, atas kemauan saya sendiri, dan menyerah kepada Imarah Islam. Kami tidak datang ke sini dengan paksa,” kata Inamullah, seorang mantan militan Daesh.
“Kami berterima kasih kepada Taliban (IEA), mereka adalah rekan senegara kami, dan maafkan kami. Kami menyesali kegiatan kami di masa lalu. Kami tidak akan mengulangi kegiatan [masa lalu] kami di masa depan,” kata Pasarly, mantan gerilyawan Daesh lainnya.
Namun para tetua suku Nangarhar telah memperingatkan para militan ISIS yang baru saja menyerah bahwa mereka akan menghadapi konsekuensi yang keras jika mereka bergabung kembali dengan kelompok teror. “Kami telah membawa mereka ke sini; mereka bersumpah bahwa mereka tidak akan bergabung kembali dengan Daesh; dan mereka menyesali tindakan mereka di masa lalu,” kata Ghulam Ali Malik, seorang tetua suku.
“Para tetua suku mengatakan jika mantan militan bergabung kembali dengan Daesh, mereka akan membakar rumah mereka dan akan mengusir mereka dari Afghanistan,” kata Malik Zainuddin, tetua suku lainnya.
Peristiwa ini terjadi setelah lebih dari 500 anggota Daesh menyerah kepada IEA di Nangarhar setelah pengambilalihan kekuasaan pada pertengahan Agustus.*