Hidayatullah.com—Koalisi Kelompok Masyarakat Sipil (CSO) di Taraba pada hari Senin, mendesak Dewan Muslim Negara Bagian Taraba dan Asosiasi Kristen Nigeria (CSA) di wilayah itu untuk tidak membangun ketegangan di negara bagian itu tetapi bekerja sama untuk mempromosikan harmoni dan memastikan perdamaian. Ini terjadi setelah kembang api baru-baru ini antara dua badan keagamaan besar di negara bagian itu atas tuduhan marginalisasi umat Islam dalam pemerintahan Gubernur Darius Ishaku, kutip laman Sunnewsonline.
Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan di Jalingo dan ditandatangani oleh Onyeka Nwigwe, Direktur Eksekutif, Inisiatif Ketahanan Afrika untuk Komunitas dan Pembangunan Berkelanjutan dan empat lainnya, mengakui keprihatinan kedua badan keagamaan tersebut dan menyarankan mereka untuk melakukan dialog dan menemukan resolusi damai dari perbedaan mereka.
“Sebagai organisasi terkait yang berkomitmen pada kohesi sosial dan pencegahan kekerasan, kami menyaksikan dengan cemas, omelan baru-baru ini antara cabang-cabang Asosiasi Kristen Nigeria di Negara Bagian Taraba dan Dewan Muslim,” bunyi pernyataan itu. “Kami mengakui peran para pemimpin agama dalam pembangunan bangsa dan dampaknya tidak dapat terlalu ditekankan. Kami menyarankan agar mereka mencari jalan yang lebih baik untuk berdialog dan menemukan penyelesaian damai atas perbedaan mereka.”
“Dengan dimulainya pemilu, para pemangku kepentingan, terutama organisasi keagamaan dan para pemimpinnya harus berusaha untuk meredakan ketegangan dan mempromosikan kerukunan dan persatuan karena tindakan atau kelambanan mereka cenderung berdampak negatif atau positif terhadap suasana politik,” kata pernyataan itu. “Kami tidak ingin mengulanginya saat kami membangun pemilu 2023. Ocehan baru-baru ini antara organisasi-organisasi keagamaan adalah tanda peringatan dini yang tidak boleh diabaikan,” tambahnya.
CSO menghimbau kepada masyarakat Taraba, khususnya para pemuda, agar lebih bijak dan berkomitmen untuk membangun masyarakat yang damai berdasarkan ide-ide yang menyatukan bukan memecah belah. Hal ini menurut CSO, dapat memupuk landasan bersama melawan kemiskinan, pengangguran, bandit, sosial dan tantangan ekonomi yang melumpuhkan pembangunan.
Diskriminasi Muslim
Sebelum ini, Dewan Muslim di negara bagian Taraba telah menjawab Asosiasi Kristen Nigeria (CAN) di negara bagian tersebut menuduh badan tersebut menurunkan statusnya sebagai badan keagamaan untuk bertindak sebagai agen dikotomi dan propagandis bagi pemerintah negara bagian. CAN sebelumnya telah berbicara pada konferensi pers menjawab tuduhan Dewan terkait adanya Marginalisasi Muslim di negara bagian itu.
Namun Dewan Muslim pada konferensi pers di Jalingo yang ditanggapi oleh Ketua Kadi Abdulmumini Abubakar Rtd dan Sekretaris Eksekutif Alhaji Chindo Bose mengatakan bahwa “CAN telah gagal untuk menyangkal salah satu tuduhan yang diajukan oleh Dewan terhadap Pemerintah Negara Taraba saat ini di bawah Gubernur Darius Ishaku, tetapi lebih memilih dikotomi palsu, menyerukan kemunafikan, hasutan terhadap Muslim dan halusinasi menjijikkan yang tidak pantas untuk organisasi berbasis agama. Di bagian bawah, CAN memang mengakui semua tuduhan.”
“Kebenaran yang tak terbantahkan adalah bahwa Muslim bukanlah minoritas di Negara Bagian Taraba. Faktanya, umat Islam secara mencolok merupakan mayoritas signifikan di negara bagian di mata setiap pengamat objektif,” ujar Dewan Muslim.
Daily Sun menulis, ormas-ormas Islam pada bulan Januari, menuduh gubernur negara bagian Darius Ishaku telah meminggirkan populasi Muslim di negara bagian itu dalam pengangkatan dan promosinya ke posisi-posisi kunci di negara bagian, yang memicu reaksi berantaidi berbagai lembaga afiliasi pemerintah.
Tuduhan serupa dilakukan oleh Muslim Rights Concern (Kepedulian Hak Muslim/MURIC). Kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang ditandatangani direkturnya Profesor Ishaq Akintola mengatakan: “Kami memiliki informasi yang kredibel bahwa Muslim di Negara Bagian Taraba telah menghadapi penganiayaan di tangan Gubernur Darius Ishaku sejak dia menjabat enam tahun lalu. Sudah menjadi cerita panjang tentang marginalisasi yang diartikulasikan dalam penunjukan dan pengabaian akrobatik dalam manfaat lainnya.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Daftar penganiayaan tidak ada habisnya. Darius telah memulai pembersihan agama di semua segmen kepegawaian negara, lembaga dan lembaga. Misalnya, semua dua belas sekretaris tetap yang diangkat dua bulan lalu adalah orang Kristen,” tambahnya.
“Masalahnya bukan iman mereka. Yang kami interogasi adalah kriteria yang digunakan gubernur. Pengangkatan tersebut kurang pantas karena semua Muslim di level 17 dan 16 yang seharusnya menjadi sekretaris permanen dilewati sementara orang Kristen di bawah mereka yang berada di level 14 dipilih. Gubernur Darius Ishaku layak mendapatkan penghargaan internasional dalam senam religi,” begitu kritik Ishaq.
Menurut proyeksi Populasi oleh Komisi Kependudukan Nasional (NPC) 2016, dan laporan Biro Statistik Nasional Populasi Negara Bagian Taraba sebesar 3.066.800. Sekitar 70% dari populasi ini terkonsentrasi di Zona Utara dan Tengah yang didominasi Muslim, sementara Zona Selatan didominasi Kristen hampir 30%.*