Hidayatullah.com—Sebanyak 54 aparat kepolisian Mesir tewas dalam penggerebekan di sebuah tempat persembunyian kelompok milisi bersenjata di dekat Kairo, kata para pejabat keamanan.
Pejabat yang minta namanya tidak disebut mengatakan, pasukan keamanan disergap kelompok itu pada Jumat malam setelah mereka berkumpul di tempat persembunyian di daerah gurun al-Bahriya di Mesir Barat.
Seorang sumber keamanan senior mengatakan, konvoi terdiri dari empat SUV dan satu kendaraan Kementerian Dalam Negeri menjadi target serangan mendadak kelompok itu yang menembakkan granat-granat berpendorong roket dan meledakkan bom.
Dua puluh polisi dan 34 anggota wajib militer termasuk di antara korban tewas, kata para sumber. Kementerian Dalam Negeri Mesir, Sabtu (21/10/2017) menyatakan “sejumlah anggota kami menjadi martir” tetapi tidak memberikan informasi mengenai korban jiwa.
Kantor berita Reuters mengutip sumber yang mengatakan bahwa anggota dan petugas polisi pergi ke sebuah apartemen di mana delapan anggota Hasm bersembunyi.
Hasm adalah kelompok bersenjata yang mengklaim telah melakukan beberapa serangan di sekitar Kairo untuk menargetkan hakim dan personil polisi sejak tahun lalu.
Sumber tersebut mengatakan bahwa kelompok tersebut mencoba melarikan diri setelah ditembak dengan sekelompok polisi, sebelum bentrok dengan tim pasukan keamanan di gedung-gedung yang berdekatan, meminta bantuan.
Orang-orang bersenjata tersebut juga menggunakan bahan peledak dalam serangan tersebut, kata sumber tersebut.
Pernyataan Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan korban tewas di kedua belah pihak tidak diketahui.
Kantor berita Associated Press mengutip pejabat Mesir yang mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi di al-Wahat al-Bahriya, sebuah distrik di Giza, sekitar 135 kilometer dari Kairo.
Rezim Abdul Fatah al-Sisi mengklaim bahwa Hasm adalah sayap bersenjata Ikhwanul Muslimin, namun gerakan tersebut berkali-kali menyangkalnya.
Mesir ditempatkan di bawah perintah kudeta terus mengalama serangan bom dan bunuh diri.
Kekerasan anti-pemerintah pecah di Semenanjung Sinai sejak militer pimpin Jenderal Al Sisi menggulingkan kepemimpinan sah Presiden Mesir Mohamad Mursi dan secara sepihak mengumumkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris.
Namun sampai hari ini, tidak ada kelompok manapun yang mengklaim keterlibatannya dalam serangan maut hari Jumat itu. *