Hidayatullah.com–Polisi Swiss meyakini bahwa empat anggota keluarga asal Prancis bunuh diri bersama-sama dengan cara melompat dari balkon apartemen tempat tinggal mereka.
Tiga orang dewasa dan seorang anak perempuan berusia delapan tahun tewas pekan lalu setelah jatuh dari ketinggian 20 meter lebih dari apartemen mereka di kota pinggir danau Montreux, Swiss.
Seorang anak lelaki berusia 15 tahun saat ini masih terbaring koma di rumah sakit akibat luka serius yang dialaminya, dan kondisinya dikabarkan stabil, lansir Euronews.
Polisi di Vaud dalam sebuah pernyataan hari Selasa (29/3/2022) mengatakan bahwa pihaknya tidak melihat ada pihak ketiga terlibat dalam kematian mereka.
“Penyelidikan atas tragedi yang terjadi di Montreux … menunjukkan bahwa semua korban melompat dari balkon satu demi satu,” kata polisi.
“Polisi menemukan tangga di balkon dan tidak ada bukti perlawanan (perkelahian).”
Polisi awalnya dipanggil ke apartemen itu untuk mengeksekusi surat perintah sehubungan dengan home-schooling seorang anak.
Petugas lalu beranjak pergi karena tidak bisa menghubungi penghuni, sebelum kemudian seorang saksi melaporkan bahwa orang berjatuhan dari balkon apartemen itu.
“Setelah lima hari penyelidikan … jaksa dan penyelidik kepolisian wilayah setempat menduga kemungkinan bunuh diri kolektif,” kata polisi.
Otoritas setempat juga mengatakan bahwa keluarga tersebut sebelumnya berusaha mengelak dari pihak berwenang di Montreux.
“Sejak awal pandemi, keluarga itu sangat tertarik dengan teori konspirasi dan bertahan hidup,” kata polisi dalam pernyataan itu.
“Mereka mengumpulkan persediaan yang mengesankan dari semua jenis bahan makanan, terorganisir dengan sangat baik, menempati sebagian besar ruangan yang berbeda di flat itu, untuk memungkinkan mereka bertahan dalam menghadapi krisis besar.”
“Keluarga itu hidup dalam autarki virtual, menarik diri dari masyarakat. Hanya saudari kembar si ibu yang bekerja di luar rumah.”
Polisi juga mengatakan si ibu dan putrinya yang berusia 8 tahun belum mendaftarkan diri di otoritas setempat dan terakhir tercatat meninggalkan Maroko pada April 2016.
“Keluarga itu hidup dalam pengasingan dan pastinya takut pihak berwenang akan mengganggu cara hidup mereka,” tambah polisi.
Semua korban tewas secara resmi diidentifikasi sebagai anggota keluarga yang sama dan merupakan warga negara Prancis — ayah 40 tahun, istrinya 41 tahun dan saudara kembarnya, serta dan putri pasangan itu yang berusia 8 tahun.*