Hidayatullah.com– Kardinal Angelo Sodano, seorang pialang kekuasaan Vatikan yang kontroversial selama lebih dari seperempat abad yang dituduh menutupi salah satu pelaku pelecehan seksual paling terkenal di Gereja Katolik, meninggal dunia pada usia 94 tahun, lapor Reuters Sabtu (28/5/2022).
Sodano, yang sakit selama beberapa waktu dan meninggal pada Jumat malam, menjabat sebagai menteri luar negeri Vatikan di bawah kepemimpinan dua paus — Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI. Dia memegang jabatan nomor dua dalam hirarki di Vatikan selama 16 tahun antara 1990 dan 2006.
Diyakini oleh banyak kalangan bahwa Sodano, bersama dengan sekretaris Yohanes Paulus II – kala itu Uskup Agung Stanislaw Dziwisz, yang menjalankan Gereja Katolik di tahun-tahun terakhir hidup paus asal Polandia itu. Yohanes Paulus II meninggal dunia pada tahun 2005 akibat Parkinson’s dan penyakit-penyakit lain yang menggerogoti kesehatannya.
Dalam serangkaian laporan yang dipublikasikan di National Catholic Reporter pada 2010, penulis Jason Berry, seorang pakar terkemuka tentang krisis pelecehan seks di lingkungan Gereja, menulis bagaimana Sodano menghalangi Vatikan untuk menyelidiki Pastor Marcial Maciel, rohaniwan tercela pendiri orde Legion of Christ.
Setelah kematian Yohanes Paulus II, Paus Benediktus XVI meningkatkan penyelidikan terhadap Maciel dan memecatnya pada tahun 2006, ketika Vatikan mengakui bahwa tuduhan-tuduhan seksual yang ditepis selama beberapa dekade adalah benar adanya.
Legion of Christ, yang di antara aturannya melarang mengkritik pendirinya atau mempertanyakan motifnya, kemudian mengakui bahwa Maciel, yang meninggal pada 2008, menjalani kehidupan ganda sebagai seorang pedofilia, penggoda wanita, dan pecandu narkoba.
Sodano beberapa kali membantah tuduhan bahwa dia mengetahui kehidupan ganda Maciel dan bahwa dia menutupinya. Maciel, seorang rohaniwan konservatif yang dipandang sebagai benteng melawan liberalisme di Gereja Katolik, diketahui memberikan banyak uang kepada Vatikan.
Pada 2010, empat tahun setelah Paus Benediktus menggantikan Sodano sebagai menteri luar negeri, Kardinal Wina Christoph Schoenborn menuduh Sodano telah memblokir penyelidikan skala penuh terhadap mantan Kardinal Austria Hans Hermann Groer.
Groer mengundurkan diri sebagai uskup agung Wina pada tahun 1995 setelah tuduhan bahwa dia telah melakukan pelecehan seksual terhadap para seminaris muda di masa lalu. Dia meninggal pada tahun 2003 tidak pernah mengaku bersalah atau diadili atas tuduhan-tuduhan itu.
Sodano juga membantah tuduhan tersebut.
Pada tahun 2010 para korban kejahatan seksual pendeta mengutuk Sodano, karena dalam pidato Paskah yang ditujukan kepada publik mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan itu sebagian besar hanyalah “gosip kecil”.
Ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1950, Sodano bergabung dengan dinas diplomatik Vatikan beberapa tahun kemudian. Dia bertugas di kedutaan Vatikan di Ekuador, Uruguay, Chili sebelum dipanggil kembali ke Vatikan untuk menduduki jabatan administratif senior, termasuk posisi nomor dua di Vatikan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Juan Carlos Cruz, korban pelecehan seksual pendeta di negara asalnya Chili dan sekarang menjadi anggota komisi Vatikan untuk mencegah pelecehan seksual, menulis di Twitter bahwa Sodano adalah “seorang pria yang menimbulkan begitu banyak kerusakan pada begitu banyak orang dan menutupi kejahatan seksual yang terjadi selama bertahun-tahun di Chili dan dunia”.
Sodano adalah duta besar Vatikan di Chili antara 1977-1988.
Orang dalam Vatikan mengatakan bahwa bahkan setelah dia pensiun, Sodano, yang tetap tinggal di Vatikan, memiliki pengaruh yang signifikan dalam karir para pejabat Vatikan selama sisa masa kepausan Benediktus. Paus Benediktus XVI yang seharusnya menjabat sampai akhir hayat mengundurkan diri pada 2013 – di tengah maraknya tuduhan kasus seksual Gereja Katolik di seluruh dunia – dengan alasan usia tua dan kesehatan yang kurang baik.*