Hidayatullah.com—Rumah mewah milik Adnan Oktar atau popular dipanggil Harun Yahya di lingkungan engelköy Istanbul yang kuno dijual seharga $3 juta (sekitar Rp 45 miliar), lapor surat Daily Sabah. Bangunan lantai tiga ini memiliki halaman yang luas, kolam renang, dan fasilitas lainnya.
Vila tersebut merupakan tempat Adnan Oktar dan anggota sekte yang diduga telah menyebabkannya masuk penjara. Vila itu diklaim telah disewa anggota sekte dan merupakan properti kedua yang akan dijual, setelah tempat tinggal mewah lainnya.
Dulunya, tempat ini digunakan sebagai “studio” dan rumah stasiun TV A9. Vila itu dilucuti perabotannya setelah pasukan keamanan menggerebeknya dan sempat menjadi berita utama sejak 1990-an karena gaya hidupnya yang eksentrik dan tuduhan mencuci otak banyak wanita dan pria muda sebagai anggota kelompok itu.
Sebelum penggerebekan, vila memiliki gerbang besi antipeluru dan pos pemeriksaan keamanan meskipun kemudian dipindahkan. Anggota kelompok itu biasa berjaga sepanjang waktu dan penggerebekan mengungkapkan ribuan keping amunisi, senjata, dan rompi antipeluru di tempat itu, demikian klaim aparat keamanan.
Oktar dijatuhi hukuman penjara lebih dari 9.803 tahun dalam sidang pada 11 Januari 2021, atas tuduhan mendirikan dan menjalankan organisasi kriminal bersenjata, pelanggaran seksual, membantu Kelompok Teror Gülenist (FETÖ) dan spionase politik atau militer. Pengadilan banding membatalkan putusan untuk 68 terdakwa dalam kasus melawan aliran sesat pada Maret lalu, tetapi surat perintah penangkapan baru dikeluarkan untuk 61 terdakwa beberapa hari kemudian.
Sejauh ini, 50 anggota kelompok itu yang dihukum dan dipenjarakan. Oktar yang kini berusia enam puluh empat tahun ditangkap dalam penggerebekan nasional ada tahun 2018.
Sebuah dakwaan setebal 499 halaman menggambarkan dia dan yang lainnya sebagai geng kriminal yang berkembang pesat dalam pemerasan, pemerasan, pencucian uang, dan serangkaian kejahatan lainnya.
Adnan Oktar memakai nama samaran Harun Yahya mendirikan Science Research Foundation pada tahun 1990-an. Ia kemudian mempromosikan buku-buku teori anti-evolusinya yang dikenal dengan teori penciptaan yang menjungkirbalikkan teori Darwin.
Pada tahun 2000-an, ia menjadi terkenal setelah ia mendirikan A9 TV dan secara sporadis muncul di acara bincang-bincang selama berjam-jam di mana ia menyampaikan pendapatnya tentang teori penciptaan, dan pandangan dunia lain.
Konspirasi ‘british deep state’
Pada tahun 2006, Oktar menulis Atlas Penciptaan dibawah nama pena Harun Yahya, yang banyak dijadikan rukukan dalam menggugurkan teori Evolusi Darwin, yang disebutnya akar dari terorisme global. Bersama timnya, Adnan telah menulis lebih dari 300 buku, diterjemahkan ke dalam 73 bahasa, yang umumnya meruntuhkan Teori Darwin dan jubanyak melahirkan perlawanan di Eropa dan Barat.
Ia kemudian menjadi musuh dunia setelah memunculkan teorinya yang anti-Darwin. Namun sekitar tahun 2018 muncul tuduhan bahwa ia tersangkut sebuah sekte terlarang.
Stasiun televisi NTV, menyebut Oktar divonis lebih dari 1.000 tahun penjara dengan tuduhan melakukan penyerangan seksual, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan, serta spionase politik dan militer. Pengadilan juga menghukum dua eksekutif lain di organisasi Oktar, yaitu Tarkan Yavas dan Oktar Babuna, masing-masing selama 211 dan 186 tahun.
Kantor berita resmi Anadolu melaporkan bahwa Oktar juga dinyatakan bersalah karena membantu tokoh pendidikan Turki berbasis di Amerika Serikat (AS) Fethullah Gülen, yang disalahkan Turki karena melakukan upaya kudeta yang gagal pada 2016. Namun dalam pembelaan terakhirnya di persidangan, Oktar dengan tegas menolak semua tuduhan terhadapnya.
Dalam sebuah pernyataan singkatnya kepada media setelah pertama kali ditangkap Adnan mengatakan penangkapan dirinya adalah konspirasi Inggris. “Ini adalah konspirasi oleh negara dalam Inggris,” Dia menjawab seperti yang ia adalah dikawal dari mobil polisi ke rumah sakit.
“Ini adalah konspirasi ‘Negara dalam Inggris’,” kata pria 62 tahun itu saat dicegat wartawan ketika digiring polisi menuju Rumah Sakit Istanbul untuk pemeriksaan kesehatan.
Kelompok yang sering ia sebut “British deep state” diduga telah melakukan banyak konspirasi untuk menguasai dunia, seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan ‘Israel’.*