Hidayatullah.com– Dua organisasi satwa liar, termasuk salah satu yang dipimpin Pangeran Harry putra bungsu Raja Inggris Charles III, dituding lebih peduli dengan binatang daripada nyawa manusia setelah tiga orang tewas akibat pemindahan lokasi gajah di Malawi.
Pada bulan Juli, lebih dari 250 gajah dipindah dari Taman Nasional Liwonde.di bagian selatan Malawi ke kawasan lindung terbesar di negara itu, Kasungu, dalam operasi kerja sama antara dinas taman nasional Malawi dan dua LSM African Parks dan International Fund for Animal Welfare (Ifaw).
Operasi pemindahan lokasi ratusan gajah itu merupakan salah satu yang terbesar yang pernah dilakukan. Foto-foto dan video pemindahan 263 gajah itu dimanfaatkan untuk kepentingan penggalangan dana. Pemandangan hewan sebesar gajah diangkut crane disebut seperti adegan dalam film kartun klasik Disney “Dumbo”.
Namun, video promosi dan tulisan-tulisan di blog tidak menyebut sama perihal dua warga di daerah sekitar lokasi yang tewas saat proses pemindahan gajah ke Kasungu berlangsung pada bulan Juli. Orang ketiga tewas di kaki gajah pada bulan September, lapor The Guardian Sabtu (1/10/2022).
Malidadi Langa, ketua asosiasi desa dekat taman nasional Kasungu, mengatakan Ifaw dan dinas taman nasional belum selesai membangun pagar untuk melindungi masyarakat sebelum pemindahan gajah dilakukan. Dia mengatakan LSM yang dipimpin Pangeran Harry tergesa-gesa untuk melakukan pemindahan hewan-hewan bertubuh besar itu.
“Kami menyambut baik translokasi gajah ini karena akan meningkatkan pariwisata Kasungu. Namun, mereka seharusnya menyelesaikan pagar terlebih dahulu,” kata Langa.
“Ketika mereka memindahkan kelompok gajah pertama, dalam waktu sekitar sepekan gajah telah keluar dari taman dari sisi yang tidak berpagar dan pergi ke desa-desa. Satu orang tewas. Ketika kami mengangkat masalah ini, mereka berkata gajah-gajah itu mengalami disorientasi sehingga pergi ke luar taman nasional. Sekitar pekan yang sama, seekor gajah membunuh satu orang lagi di sisi lain taman,” papar Langa.
Ironisnya, Taman Nasional Liwonde, tempat asal gajah-gajah itu, justru sudah dipagari seluruhnya,” imbuhnya. “Hal ini menunjukkan badan-badan konservasi ini lebih peduli terhadap binatang daripada manusia.”
Langa mengatakan keluarga korban menghadapi masa depan yang tidak pasti, dan mendesak LSM-LSM itu untuk terus memberikan dukungan finansial. Dia mengatakan mereka telah diberi kompensasi sekali bayar sekitar $ 160 (£ 140).
Ifaw sedang memikirkan bagaimana cara untuk memberikan sokongan finansial lebih lanjut kepea keluarga korban, tetapi mengatakan bahwa tidak ada perjanjian soal pembuatan pagar terlebih dahulu sebelum pemindahan hewan-hewan tersebut.
Ifaw berdalih sudah mendanai pembangunan pagar sepanjang 25 mil dan berkomitmen untuk memperbaiki dan memperpanjang pagar 15 mil lagi di sisi timur, di mana insiden-insiden tersebut terjadi.
Dinas taman nasional Malawi mengkonfirmasi tiga orang telah tewas: Collins Chisi, 40, dan Joseph Blackson, 29, dalam dua insiden terpisah pada 12 Juli, dan John Kayedzeka, 30, yang meninggal pada 16 September. Mereka mengatakan dalam semua kematian, warga masyarakat itu terlalu dekat dengan hewan saat mengambil foto. Dua ekor gajah jantan dewasa ditembak mati sesuai dengan hukum Malawi setelah dua insiden pertama.
Populasi gajah di Liwonde, di mana gajah itu berasal, membengkak hampir 600 ekor sehingga mengganggu keanekaragaman satwa dan meningkatkan risiko konflik dengan masyarakat sekitar, kata African Parks.
Guna mengurangi kepadatan populasi hewan, gajah-gajah itu sebagian dipindahkan ke Kasungu, yang berukuran empat kali lebih besar dan populasi gajahnya menyusut akibat perburuan liar. Bersama mereka turut direlokasi sejumlah impala, sable, babi hutan dan waterbuck.
“Sementara semua taman yang dikelola oleh African Parks di Malawi dipagari, ini bukan solusi sempurna dan serangan gajah dapat dan masih terjadi, yang mengakibatkan ancaman bagi kehidupan manusia dan tanaman pangan.”*