Hidayatullah.com—Kejahatan kebencian terhadap Islam (Islamofobia) di Inggris meningkat karena pemerintah “cenderung mencoba memenuhi kelompok sayap kanan dengan mengadopsi beberapa posisi mereka”, demikian menurut seorang sarjana Muslim terkemuka.
Anas Altikriti, CEO Cordoba Foundation, mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) bahwa komunitas Muslim Inggris telah merasakan bahwa “ada peningkatan nyata dalam kelompok sayap kanan yang saat ini berada di pemerintahan.”
Pernyataannya ini muncul setelah publikasi statistik hari Kamis oleh Departemen Dalam Negeri Inggris yang menunjukkan kejahatan kebencian Islamofobia di Inggris dan Wales meroket tahun lalu dengan Muslim sebagai kelompok yang paling ditargetkan untuk tahun yang berakhir Maret 2022.
Jumlah kejahatan kebencian agama yang dicatat polisi dengan menargetkan Muslim mencapai 3.459, meningkat 42% sejak tahun lalu.
“Angka-angka yang keluar hari ini hanya untuk mengkonfirmasi perasaan aktual yang cukup nyata dan cukup kuat di seluruh komunitas Muslim yang telah kita rasakan, dan lihat, amati sendiri, meningkatnya sentimen dan tindakan anti-Muslim serta narasinya, keseluruhan narasi utama, apakah itu resmi, baik melalui masyarakat – yang menggolongkan Muslim sebagai warga negara kelas dua di pinggiran masyarakat yang pantas menjadi target kebangkitan keseluruhan sentimen sayap kanan dan nasionalis,” kata Altikriti, dimana lembaganya sedang mencoba menjembatani “kesenjangan pemahaman antara Dunia Muslim dan Barat.”
“Ini adalah sesuatu yang menegaskan perasaan semacam itu. Saya pikir angka sebenarnya jauh lebih besar dari apa yang kita lihat jika mereka mengkonfirmasi bahwa Muslim adalah target dari, Anda tahu, sentimen anti-agama terbesar yang diungkapkan terhadap minoritas agama apapun. Faktanya adalah bahwa ini adalah sesuatu yang telah kami peringatkan selama lebih dari satu dekade sekarang, ”katanya.
Altikriti menggarisbawahi bahwa “ada peningkatan nyata di kelompok sayap kanan yang sekarang berada di pemerintahan, hanya 15 tahun yang lalu, hampir dibuang ke sela-sela masyarakat.”
Altikriti mengatakan masalahnya bukan hanya Islamofobia tetapi kelompok agama lain yang menjadi sasaran kejahatan kebencian.”Ini adalah sesuatu yang kita harus bekerja bersama untuk menghadapinya dan saya tidak mengatakan di sini tentang kita sebagai minoritas, saya berbicara tentang semua orang Inggris karena seperti yang kita lihat dengan gerakan hak-hak sipil di Amerika apakah itu 30, 40, 50 tahun, 200 tahun, akan tiba saatnya para pelaku kejahatan diskriminatif ini harus dimintai pertanggungjawaban.
“Dan kami tidak ingin anak-anak kami membayar harga untuk ketidaktahuan dan arogansi dan kebodohan orang-orang di antara kami hari ini,” katanya.*