Hidayatullah.com– Setidaknya selusin peti mati menggantung di udara menyusul runtuhnya bangunan empat lantai yang berisi liang lahat di pemakaman susun tertua di Naples, Italia.
Peristiwa tersebut merupakan yang kedua terjadi di pemakaman itu tahun ini, yang dituding sebagai akibat tata kelola pemakaman yang buruk di kota di bagian selatan Italia itu.
Pihak berwenang menutup pemakaman Poggioreale – terbesar di Naples – untuk kepentingan penyelidikan atas runtuhnya bangunan terbuat dari batu marmer yang disebut Kebangkitan itu.
Tidak ada orang yang sedang mengunjungi pemakaman di area Porta Balestrieri itu pada hari Senin siang ketika peristiwa itu terjadi.
“Ambruknya bangunan didahului oleh suara dentuman dan kepulan debu tebal,” kata Vincenzo Santagada, seorang pejabat Naples urusan pemakaman.
Penyelidikan terpisah dilakukan setelah sekitar 300 liang lahat hancur ketika sebuah bangunan makam susun di bagian lain di kompleks pemakaman itu ambruk pada bulan Januari
Keluarga-keluarga penghuni makam menggelar aksi protes hari Selasa (18/10/2022), lapor The Guardian.
“Satu-satunya hal yang menguntungkan adalah [peti mati] mereka tidak jatuh, karena mereka [dikubur] lebih di bagian dalam [gedung].” kata Maurizio Boddi – yang istri, orangtua dan mertuanya – dikubur di makam susun itu kepada koran Italia Dire.
Para politisi di Campania, wilayah yang melingkupi Naples, mengatakan kompleks-kompleks pemakaman di kota itu sudah bertahun-tahun tidak diurus sebagaimana mestinya.
Tahun lalu pada bulan Februari, 200 peti mati terlempar ke laut di kota pesisir Camogli di bagian utara Italia, setelah tanah pemakaman mengalami longsor, yang juga merusak dua kapel.*