Hidayatullah.com—Para ulama Yaman memiliki posisi penting dan memiliki pengaruh kuat dalam gerakan demonstrasi rakyat Yaman. Kemungkinan hal inilah yang menyebabkan Presiden Ali Abdullah Shalih “sowan” kepada mereka untuk bisa menenangkan para demonstran dengan tawaran reformasi politik, demikian lansir aljazeera.net
Namun, dalam masalah demonstrasi ada dua kubu dari kalangan ulama. Ada dari mereka yang pro, ada pula yang kontra.
Barisan ulama yang mendukung demonstrasi adalah ratusan ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama Yaman, yang terdiri dari para ulama dua madzhab utama di negeri itu, yakni Syafi’i dan Zaidi. Syeikh Abdul Majid Az Zindani, termasuk tokoh terkenal dari barisan ini.
Perkumpulan ulama dari berbagai wilayah Yaman ini mendukung penuh demonstrasi rakyat Yaman, dan menyeru agar mereka tidak berhenti, hingga tujuan tercapai. Namun para ulama ini menegaskan bahwa demonstrasi harus dilakukan dengan damai dan manjauhi kekerasan.
Walau mereka manyatakan adanya kebebasan berekspresi, namun mereka mengharamkan perusakan atas fasilitas umum dan pribadi, atau kekerasan terhadap para pegawai pemerintah dan aparat keamanan. Sebagaimana juga mereka melarang keamanan menggunakan kekerasan dalam menghadapi para demonstran.
Pada awal Maret 2011, para Majelis Ulama Yaman mengajukan tuntutan kepada pihak pemerintah agar perpindahan kekuasaan secara damai dilaksanakan di akhir tahun. Di samping itu, mereka menuntut dibatalkannya undang-undang yang dinilai kontroversial, serta adanya tindakan bagi aparat korup. Sebagai timbal baliknya, demonstrasi akan dihentikan.
Di samping itu, para ulama juga menuntut agar penguasa saat ini tidak mengajukan diri sebagai pemimpin di pemilu masa mendatang. Dan semua agenda ini harus dilaksanakan sebelum menginjak tahun 2012.
Sedangkan dari kalangan ulama yang menentang demonstrasi adalah mereka berada di bawah pemerintah, seperti para ulama yang bertugas di Kementerian Perwakafan dan Keadilan, seperti Menteri Perwakafan Hamud Abdul Humaid Al Hattar.
Al Hattar dan ulama lainnya minta menghentikan demonstrasi dan seluruh bentuk kekerasan dan kekacauan. Ia meminta agar keamanan dan ketenangan umum dijaga. Di samping itu, ia menjelaskan bahwa agama mengajak untuk memberi nasehat dengan hikmah.
Sedangkan sikap para ulama Salafiyah di Yaman, seperti Syeikh Abdul Aziz bin Yahya Al Bar’I memandang bahwa demonstrasi dan aksi mogok adalah diharamkan dan termasuk perkara bid’ah. Ia juga memandang bahwa demonstrasi menyebabkan penjarahan dan perusakan fasilitas umum.*