Hidayatullah.com– Pengusaha media yang dikenal pro-demokrasi Hong Kong Jimmy Lai, hari Selasa (25/10/2022), divonis bersalah dalam dua dakwaan penipuan berkaitan dengan pelanggaran sewa-menyewa tempat.
Lai ditangkap semasa aparat keamanan mengambil tindakan keras terhadap gerakan pro-demokrasi menyusul protes yang meluas pada tahun 2019, dan dengan menggunakan Undang-Undang Keamanan Nasional yang diberlakukan Beijing di wilayah otonomi itu. Lai sudah menjalani hukuman 20 bulan penjara untuk dakwaan berpartisipasi dalam unjuk rasa ilegal.
Perusahaan medianya, Next Digital, menerbitkan koran yang kini sudah dibredel Apple Daily, koran pro-demokrasi terakhir di Hong Kong.
Lai dan dua mantan eksekutif di perusahaannya didakwa melakukan penipuan karena menyewakan sebagian ruang kantor ke perusahaan sekretarial, yang juga dikelola oleh Lai, antara 2016 dan 2020. Langkah mereka ini dinilai melanggar perjanjian sewa-menyewa dengan Hong Kong Science and Technology Parks Corp. Dakwaan penipuan kedua dikenai atas Lai kerena menyewakan sebagian ruang kantor Apple Daily dari 1998 sampai 2015 ke perusahaan atau pihak lain.
Hakim pengadilan distrik Stanley Chan Kwong-chi mengatakan bisnis perusahaan tidak sesuai dengan apa yang diatur dalam perjanjian sewa dan menyatakan bahwa Lai telah menyembunyikan fakta bahwa perusahaan tersebut menempati ruang di dalam gedung itu. Hakim mengatakan dia tidak percaya Lai lupa bisnis tersebut menggunakan kantor medianya.
Salah satu eksekutif Next Digital, Royston Chow, awal tahun ini membuat kesepakatan dengan aparat hukum – untuk membantu proses penuntutan terhadap Lai dan Wong – sehingga dirinya dilepaskan dari dakwaan kriminal.
Lai juga menghadapi dakwaan berkolusi dan dakwaan lain berupa pembangkangan.
Bekas kolega Lai, Wong Wai-keung, hari Selasa dikenai dakwaan tunggal berupa penipuan.
Tim pengacara Lai meminta agar Perserikatan Bangsa-Bangsa menyelidiki pemenjaraan dan berbagai dakwaan kriminal terhadap kliennya, yang menurut mereka sengaja dibuat-buat oleh penguasa karena Lai bersikap kritis dan lantang mengkritik pemerintah pro-Beijing.*