Hidayatullah.com — Seorang pelajar Muslim di Australia mengalami trauma setelah seorang guru memaksanya untuk melihat kartun yang menghujat Nabi Muhammad di sekolah.
Selama kelas studi media di sebuah perguruan tinggi Melbourne, Australia, guru tersebut memainkan video yang memuat kartun “eksplisit dan menghujat” Nabi Muhammad di kelas, kata ayah pelajar itu.
Menurut Herald Sun, kartun ofensif itu diyakini sebagai halaman depan majalah Charlie Hebdo dari tahun 2015, yang memicu protes besar-besaran umat Islam di seluruh dunia.
Pelajar Muslim telah mengajukan keberatan terhadap materi tersebut tetapi tidak meninggalkan kelas dan guru tersebut tidak menghentikan video, menurut news.com.au.
“Putri saya juga mencoba mengungkapkan ketidaknyamanannya terhadap video tetapi sayangnya guru tidak peduli dan terus memutar video, memaksa anak saya untuk melihat kontennya,” jelas sang ayah.
“Memaksa anak untuk melihat konten adalah ilegal dan melanggar hukum. Ini telah memperburuk perasaan anak saya dan keluarga saya dengan cara yang menyakitkan dan telah menempatkan kami dalam trauma psikologis dan mental yang menyakitkan.”
Publik menuntut permintaan maaf
Ayah dari pelajar Muslim itu menuntut permintaan maaf, penjelasan dan jaminan bahwa “peristiwa semacam itu tidak akan terjadi lagi di institusi manapun”.
Menurut Dewan Islam Victoria (ICV), Departemen Pendidikan (DET) menegaskan bahwa materi ofensif yang diajarkan di kelas studi media kelas 11 bukan bagian dari kurikulum standar.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mount Ridley College sedang menyelesaikan penyelidikan atas insiden tersebut, dan DET akan memperbarui hasilnya.
ICV mengatakan telah menjelaskan bahwa, minimal, sekolah harus mengeluarkan permintaan maaf publik yang mengakui sifat ofensif serius dari materi yang disajikan, dan kerugian yang ditimbulkan pada siswa dan komunitas sekolah yang lebih luas.
Dewan juga menuntut agar sekolah juga menguraikan langkah-langkah apa yang diambil untuk memastikan bahwa insiden semacam ini tidak akan terjadi lagi.*